JABAR EKSPRES – Anggota aplikasi BBH sedang mengalami kepanikan, pasalnya semua level atau dalam aplikasi ini disebut dengan V sudah tidak bisa melakukan penarikan sejak empat hari lalu.
Biasanya aplikasi ini memberikan jadwal penarikan untuk setiap level yang berbeda dengan hari yang berbeda, namun saat ini semua level sudah mengalami kesulitan untuk melakukan penarikan.
Jika sebelumnya level tinggi yang melakukan penarikan besar sudah dibatasi bahkan disebut tidak bisa widraw (WD) karena libur pemilu, dan hanya level rendah saja yang bisa melakukan penarikan seperti V1 dan V2.
Baca juga : 5 Hari Lagi Aplikasi BBH Indonesia Diprediksi Bakal SCAM
Namun kini, level V1 dan V2 yang biasanya lancar melakukan WD sesuai dengan jadwal yang ditentukan yakni hari jumat, kini dilevel paling rendahpun sudah tidak bisa menarik uang lagi.
Hal ini membuat semua anggota BBH panik dan menanyakan ke berbagai platform media sosial, setelah digrup-grup obrolan tidak mendapatkan jawaban.
Setelah terjadi kepanikan tersebut, baru dari pihak BBH mengeluarkan pengumuman, bahwa libur pemilu diperpanjang. Alasannya karena situasi politik masih memanas, sehingga akan melihat dahulu perkembangan minggu depan.
Hal ini tentu membuat Anggota BBH semakin khawatir, ditengah isu scam yang terus digaungkan para influenser Aplikasi ponzi.
Mengingat jumlah anggota aplikasi BBH ini sudah sangat banyak dan menyebar diberbagai daerah, hingga kemungkinan besar bila terjadi scam, akan sangat banyak yang dirugikan.
Padahal sebelunya, sudah banyak edukasi dan peringatan yang diberikan para influenser tersebut. Sejak awal tahun 2024, Aplikasi BBH sudah terindikasi penipuan, dan sangat meresahkan.
Ini dilihat dari bagaimana aplikasi tersebut menawarkan skema keuntungan yang tidak masuk akal, dan pekerjaan yang tidak jelas. Padahal dalam banyak unggahannya di media sosial, misi BBH ini adalah memberantas pengangguran dengan merekrut banyak tenaga kerja paruh waktu untuk dipekerjakan.
Ternyata pekerjaan yang dimaksud hanyalah upaya untuk mengelabui para korban agar terjerat dalam investasi bodong, yang dikelola oleh para scamer asal China yang beropersi dari Kamboja.