JABAR EKSPRES – Disbudparpora Cimahi mengusulkan peningkatan proyek Eco Wisata Cimenteng ke pihak provinsi dengan anggaran 3.75 miliar. Namun, hanya 1.7 miliar dari APBD Kota disetujui, termasuk untuk pembangunan fisik dan Detail Engineering Design (DED). Dana untuk pembangunan fisiknya mencapai 1.4 miliar.
Proyek Eco Wisata Cimenteng telah memiliki DED sejak 2019. Pembangunan seharusnya dimulai pada 2020, tetapi terhambat oleh pandemi COVID-19.
Pemerintah daerah tidak dapat melaksanakan DED secara langsung karena keterbatasan dari provinsi dan pemerintah kota.
Anggaran pembangunan tahap pertama dari provinsi baru diluncurkan pada tahun 2021. Pelaksanaan tahap pertama dimulai pada bulan September 2021.
“Awalnya yang terbangun hanya alun-alun mini, Mushola, toilet, TIC, informasi center, pendopo, sama guest house di bagian atas,” kata Kasi Pariwisata Disbudparpora, Hendra Gunawan saat ditemui Jabar Ekspres di Eco Wisata Cimenteng Cimahi pada, Jumat 9 Februari 2024.
BACA JUGA: Siap Siap! Rekrutmen Bersama BUMN 2024 Bakal Dibuka Maret
Pada 2022, Provinsi tidak mengalokasikan anggaran untuk pembangunan tembok penahan tanah. Namun, karena kondisi kritis di area perbatasan dengan tanah penduduk, pemerintah memutuskan untuk melakukan pengadaan langsung pembangunan tembok dari APBD.
“Tahun 2023 kita tidak mendapatkan bantuan dari provinsi, tapi kita meluncurkan sekitar 1.5 miliar dari APBD Kota, kita membangun food court dan jalan setapak, dan yang di bangun itu air mancur,” kata Hendra.
Hendra menjelaskan, anggaran sebesar 1.4 miliar akan digunakan untuk pembangunan yang sedang direview perencanaannya. Diharapkan pembangunan fisiknya dimulai pada awal Maret 2024. Namun, anggaran tersebut hanya sebagian kecil dari total yang diperlukan, yakni hampir 4 miliar.
“Rencananya untuk tahun 2024 ini akan melakukan pembangunan amphitheater, menara pandang, souvenir booth, dan gapura,” jelasnya.
Pemkot telah berkoordinasi dengan masyarakat untuk parkir, dengan 3 lokasi tanah yang akan dibeli. Namun, keterbatasan anggaran mungkin menjadi kendala dalam pembebasan lahan. Taman Kahati, dengan luasnya yang besar, kemungkinan besar akan dimanfaatkan sebagai alternatif.
BACA JUGA: Link dan Cara Cek DPT Online Pemilu 2024
“Jadi ada beberapa yang belum tersentuh seperti pagar keliling, penyempurnaan landscape, lampu kawasan penerangan juga baru satu, jaringan pemadam kebakaran belum tercover, termasuk pos satpam,” kata Hendra.