JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota Bandung mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp8,54 triliun pada tahun 2023, melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp7,25 triliun.
“Jika dibandingkan dengan tahun 2022, ini mengalami kenaikan signifikan. Tahun 2022 targetnya Rp6,65 triliun. Terealisasi Rp7,79 triliun,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandung Ronny Ahmad Nurudin di Bandung, Kamis (1/2).
Investasi tersebut terdiri dari penanaman modal asing (PMA) senilai Rp4,176 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMD) senilai Rp4,363 triliun.
“Penanaman modal tersebut ada yang berasal dari kegiatan usaha sebanyak 12.342 proyek dan 12.946 tenaga kerja,” katanya.
Investasi tahun 2023 didominasi oleh sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi yang mencapai Rp3,8 triliun.
Baca juga: PJ Wali Kota Bandung Desak PUPR Membuka Akses KM 149 untuk Mengurai Kemacetan di Gedebage
Sektor industri kimia dan farmasi mencapai Rp1,2 triliun, sedangkan sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran mencapai Rp736 miliar.
“Selain Indonesia, ada lima negara yang berinvestasi terbesar di Kota Bandung yakni Tiongkok, Singapura, Malaysia dan Seychelles Afrika,” ucapnya.
Ronny mengungkapkan bahwa ada lima proyek inevstasi paling besar di Kota Kembang yaitu Proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebanyak Rp2,2 triliun, berikutnya Indosat, Proyek Bio Farma, XL Axiata, dan Era Sukses Abadi.
“Pada tahun 2024 ini kami menargetkan investasi di Kota Bandung sebesar Rp7,3 triliun,” tambahnya.
Pemkot Bandung memberikan kemudahan pelayanan kepada investor melalui DPMPTSP dan telah menerbitkan dua peraturan daerah yang berfungsi mempermudah investor beraktivitas dan menanamkan modal di Kota Bandung.
“Kami juga memberikan layanan perbantuan OSS, layanan Sakedap (Sarana Anjungan Kemudahan Perizinan) di kecamatan dan sentra-sentra industri pasar bagi pelaku usaha mikro,” pungkasnya.