BACA JUGA: ITB Pastikan Bakal Terus Jalin Kerjasama dengan Pihak Danacita
“Kami bikin sapu elektrik dari barang bekas. Ini juga dinamonya dari bekas mainan,” ucapnya.
Kaisar menjelaskan, dalam pembuatan alat ini tidak mudah, dirinya pun bersama kelompoknya yang berjumlah 8 orang bisa membuat alat ini selama satu setengah hari.
“Cukup mudah, cuman ada kesulitan ini buat baling-baling yang depan sama perkabelan,” kata dia.
Dirinya pun sama dengan Shavira harus mencoba beberapa kali sebelum berhasil menciptakan alat ini.
“Gagal ada tiga kali. Iya yang pertama baling-baling ini nggak muter karena terlalu berat, terus kedua batangnya terlalu besar jadi sama ngga muter. Terus juga pemasangan kabelnya sedikit bikin pusing,” tambahnya.
Namun meski alami kesulitan, dirinya tetap bisa menyelesaikannya dan berharap kedepan bisa membuat alat lain yang lebih bermanfaat.
“Tapi akhirnya alhamdulilah bisa. Kedepannya juga akan membuat lagi, cuman nanti bikin alat yang bisa bermanfaat. Terus saya juga sangat puas bisa membuat ini dan tentunya ingin dapat nilai 100 dari sekolah,” ujar Kaisar.
BACA JUGA: KPU Resmi Tetapkan Tahapan Pilkada 2024, Pendaftaran Paslon pada 27-29 Agustus
Sementara itu Guru IPA Kelas 8 di SMPN 3 Ciparay, Lusy Fajarwati mengatakan jika di kalangan guru IPA pengerjaan alat ini bukan sesuatu yang luar biasa.
Karena guru IPA sudah mengetahui dengan adanya STEM (Science Technology Engineering and Mathematics) Projects.
“Sebenarnya bagi kami, guru IPA, pembelajaran STEM bukanlah hal yang baru. Namun, pada kesempatan ini, kami memanfaatkan materi pesawat sederhana untuk memberikan tantangan kepada siswa,” ujar Lusy.
Kemudian, dirinya menjelaskan dan memberi mereka tantangan untuk menciptakan alat yang prinsipnya mirip dengan pesawat sederhana, yaitu meringankan pekerjaan manusia.
Dengan proses melibatkan tahapan merencanakan, mencari referensi, menganalisis alat dan bahan, serta mendesain.
“Ternyata hasilnya di luar ekspektasi. Mereka mampu menciptakan alat-alat sederhana, tapi dengan kualitas yang luar biasa. Mereka juga memanfaatkan bahan-bahan bekas seperti dinamo bekas tamiya, kardus, dan botol bekas,” ungkapnya.
Berbagai karya dihasilkan oleh siswa, termasuk vacuum sederhana, sapu elektrik, kipas angin, chopper, dan mixer.