JABAR EKSPRES – Dalam persiapan pemilu mendatang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung telah menghadapi sejumlah tantangan terkait distribusi logistik ke lokasi terpencil, termasuk daerah pegunungan yang sulit dijangkau.
Kasubbag Keuangan Umum dan Logistik KPU Kabupaten Bandung, Dheny Irawan, menjelaskan bahwa sebelum melakukan distribusi, pihaknya telah melakukan pemetaan potensi kendala, termasuk faktor cuaca dan geografi yang sulit dilalui.
“Kami telah memetakan potensi kendala, baik faktor cuaca maupun geografi, sebelum melakukan distribusi logistik,” ujar Dheny Irawan.
Dia juga menekankan pentingnya kecepatan dan ketepatan waktu dalam proses packing logistik sebagai faktor utama dalam menentukan prioritas distribusi.
“Nah sehingga kita ramu jadi satu untuk menentukan prioritas mana dulu yang akan didistribusikan,” jelasnya.
BACA JUGA: Menkeu Sri Mulyani Minta PT IIF Terus Berkontribusi dalam Pembiayaan Infrastruktur di Indonesia
Dheny menyampaikan bahwa daerah yang menjadi prioritas distribusi adalah daerah terjauh, seperti Nagreg, Cicalengka, Cikancung, dan Rancaekek, yang berada di Dapil 4, serta daerah di Dapil 2 seperti Cileunyi, Cimenyan, Cilengkrang, dan Bojongsoang.
Namun, Dheny juga menyoroti bahwa distribusi kecamatan Baleendah menjadi tantangan tersendiri karena jumlah logistik yang banyak dan waktu distribusi yang lebih lama.
“Khusus kecamatan Baleendah ini distribusinya memakan waktu lebih banyak daripada kecamatan-kecamatan lain. Makanya nanti kita prioritaskan juga,” tambahnya.
Selain itu, kata Dheny untuk mengantisipasi kemungkinan banjir di beberapa daerah, seperti Dayeuhkolot dan Baleendah dengan melakukan koordinasi dengan TNI Polri dan BPBD serta memetakan jalur alternatif dan tempat TPS alternatif untuk pendistribusian.
BACA JUGA: Relawan Rumi Punya Misi Sapu Bersih Menangkan Prabowo – Gibran di Jabar dan DKI
“Disamping jalur juga, kita juga sudah memetakan tempat TPS alternatif, karena TPS kan sudah kita floating tuh, TPS satu, dua, tiga di kelurahan ini lokasinya dimana sehingga yang rawan banjir kita sudah petakan ada alternatif pengganti untuk berjaga-jaga dan antisipasi pada hari pemungutan suara tadi terjadi banjir,” ungkapnya.
Karena memang menurut Dheny, pihaknya sudah mendapatkan informasi dari BMKG bahwa di Jawa Barat puncak musim hujan akan terjadi di bulan Februari.