JABAR EKSPRES – Menanggapi soal wilayah Gedebage yang digempur wisatawan sehingga menyebabkan kemacetan dari mulai Jumat hingga Minggu, 21 Januari 2023.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Muhammadiyah, Ahmad Muchtar mengungkapkan, perlu adanya regulasi yang mengatur terkait mobilitas kendaraan besar di akses menuju kawasan tempat wisata yang berada di Gedebage.
Menurutnya, hal ini merupakan upaya jangka pendek yang realistis dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam melerai kemacetan di kawasan Gedebage.
“Macet ini kan terjadi di wilayah perempatan Gedebage yang menuju Ciwastra. Dimana ini merupakan akses bagi kendaraan bus yang akan menuju Masjid Al Jabbar. Jangka pendeknya, perlu ada peraturan yang mengatur mobilitas kendaraan besar tersebut,” ungkapnya kepada Jabar Ekspres, Senin (22/1)
Menurutnya, hal ini agar penumpukan volume kendaraan besar di kawasan tersebut tak terjadi dalam waktu yang bersamaan. Sehingga, kemacetan bisa sedikit diurai.
“Misal, dibuat peraturan terkait jam operasional dimana bus atau tronton bisa dan tidaknya melintasi kawasan tersebut. Itu harus dipisahkan dan dilakukan, agar tak menumpuk kendaraan besar disitu,” lanjutnya
Selain itu, menurutnya, jadikan hari kerja sebagai momentum dalam menyelesaikan proyek-proyek yang tengah dikerjakan di kawasan tersebut. Hal ini agar tak adanya aktivitas lain yang menambah panjang kemacetan terjadi.
“Pengerjaan drainase, pelebaran jalan, hingga gorong-gorong segera dibereskan di hari kerja. Itu kan sekaligus bisa mengurangi kemacetan juga,” pungkasnya.
BACA JUGA: Berkembang Pesatnya Gedebage, Tak Dibarengi dengan Infrastruktur yang Baik
Dikutip dari laman Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung. Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan mengungkapkan bahwa kemacetan yang terjadi di wilayah Gedebage sudah memasuki kategori Stadium 4.
Bak kanker, kemacetan di wilayah Gedebage sudah menjamur di akses-akses penghubung kawasan tersebut. (Dam)
