JABAR EKSPRES – Aksi unjuk rasa yang digelar sebagian driver ojek online (Ojol) Grab di Kota Bandung, bakal terus dilakukan apabila tuntutan belum terpenuhi. Pihaknya berencana melakukan unjuk rasa kembali bahkan ketika menjelang hari pemilu sekalipun.
Ketua Pengurus Daerah Federasi Serikat Pekerja Transportasi Nusantara (FSPTN) Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jawa Barat, Ahmad Ilyas Prayogi menyebut, para driver atau mitra Grab akan berunjuk rasa di depan Kantor Grab Paskal 23, hingga pihak manajemen dari pusat mendatangi massa aksi.
“Terus. Tuntutan kami yang tadi, sampai dari pihak manajemen Jakarta datang. Berlanjut terus sampai datang. Karena yang menentukan tuntutan kami di pucuk. Pihak Jakarta,” ungkap Ilyas di halaman kantor Grab Paskal 23, Kota Bandung, Senin (22/1).
Dia menambahkan, meski hari ini nihil jawaban dari pihak manajemen, pihaknya sepakat melakukan unjuk rasa lanjutan pada hari-hari selanjutnya. Sampai tuntutan para driver dipenuhi maupun hingga ada audiensi dari kedua belah pihak.
BACA JUGA: Ratusan Driver Grab di Bandung Kompak Doa Bersama Untuk Palestina
Selain itu, Ilyas mengaku bahwa surat edaran unjuk rasa tersebut pun sudah tembus kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), DPRD, Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat (Jabar).
“Kami (aksi) sampai dengan selesai. Mudah-mudahan hari ini dari pihak Jakarta datang. Kami juga mintakan dari KPPU, DPRD dan Dishub Jawa Barat untuk datang. Tidak ada. Padahal surat kita seminggu sudah dikirim,” tambahnya.
“Dari manajemen (di Bandung) juga ada tanggapan, tapi, kami perlu adanya perwakilan dari Jakarta. Mudah-mudahan (aksi) ini juga sampai ke presiden Grab. Audiensi belum (dilakukan). Untuk aksi juga kami sudah serukan sampai H-2 demokrasi kita, kami akan lakukan. H-2 pemilihan umum,” tegasnya.
Dia mengaku, hingga saat ini massa aksi terus bertambah mencapai puluhan. Namun sebetulnya bisa jadi ada massa yang tertahan di gerbang masuk. Lantaran ada pencegahan dari pihak manajemen. Ada pembatasan masuk ke area Paskal 23.
“Sebetulnya banyak dari luar kota dan Sukabumi. Dari pihak manajemen ada penahanan (di gerbang masuk). Dibatasi. Padahal kan demo tidak boleh ada penahanan (pencegahan) masuk ke lokasi demo. Kalau tidak ditahan bisa sampe 1.500,” pungkasnya.