JABAR EKSPRES – Bulan Rajab selalu identik dengan momen penting Isra Mi’raj. Meski banyak peristiwa bersejarah lainnya, namun setiap kali menyebutkan bulan mulia ini, yang terbayang adalah Isra Mi’raj.
Beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Rajab, tercatat dalam sejarah Islam. Hal ini sangat penting untuk diketahui, karena kemuliaan bulan ini juga memberikan pengaruh yang luar biasa pada peradaban Islam.
Bulan Rajab merupakan salah satu dari 5 bulan Haram, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab dan Ramadhan.
Dimana semua amal dan kebaikan yang dilakukan pada bulan ini akan mendapatkan banyak keutamaan, jika dibandingkan dengan bulan lainnya.
Baca juga : Hati-hati, Tidak Semua Amalan di Bulan Rajab Sesuai Sunnah Rosulullah
Bulan rajab dalam kalender Islam tahun 1445 Hijriyah, jatuh pada tanggal 13 Januari Lalu, dengan begitu saat ini sudah memasuki akhir pekan pertama.
Sayang sekali jika bulan penuh kemuliaan ini tidak dimanfaatkan untuk memperberat timbangan amal dan ibadah kita.
Karena pada bulan inilah Allah memberikan keberkahan dan kemuliaan bagi umat Islam di seluruh dunia.
Karenanya kita juga perlu tahu apa saja momen penting yang terjadi pada bulan Rajab, dilansir dari NuOnline.
1. Sayyidah Aminah binti Wahb mulai mengandung janin yang kelak diberi nama Muhammad pada bulan Rajab. Setelah mengandung selama sembilan bulan, pada bulan Rabi’ul Awal Sayyidah Aminah melahirkan manusia yang paling mulia, yakni Muhammad saw. Kelahirannya adalah rahmat yang Allah hadiahkan kepada alam semesta.
2. Pada hari kesepuluh bulan Rajab tahun 9 H, terjadi perang Tabuk.
3. Imam Syafi’i wafat pada bulan Rajab tahun 204 H dalam usia 54 tahun. Beliau dimakamkan di Mesir.
4. Pada bulan Rajab tahun 101 H, Khalifah ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz meninggal dalam usia 39 tahun.
Baca juga : Kesempatan Meng-Qadha Puasa Ramadhan di Bulan Rajab, Begini Bacaan Niatnya
5. Pada 27 Rajab 583 H, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis, Palestina. Ketika ingin membebaskan Palestina, Sultan Shalahuddin al Ayyubi tidak langsung menyiapkan tentara dan peralatan perang.
Akan tetapi yang mula-mula beliau lakukan adalah mempersatukan umat Islam dalam satu ikatan aqidah yang benar, yaitu aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Kesatuan aqidah akan melahirkan kesatuan hati.