JABAR EKSPRES- Alphabet Inc, perusahaan induk Google, telah mengumumkan keputusan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap ratusan karyawan di berbagai tim, sejalan dengan langkah besar perusahaan teknologi ini dalam mengurangi biaya.
Pernyataan dari Google menyebutkan bahwa akan dilakukan pemutusan hubungan kerja terhadap ratusan karyawan di unit Voice Assistant-nya.
Sementara itu, sejumlah besar peran juga akan dihapus dalam tim perangkat keras yang bertanggung jawab atas produk-produk seperti Pixel, Nest, dan Fitbit, termasuk di dalamnya sebagian besar anggota tim augmented reality (AR), sebagaimana dilaporkan oleh Reuters pada Kamis (11/1).
Tim teknis inti dari mesin pencari raksasa ini juga mengalami dampak dari pemangkasan peran, demikian yang diungkapkan oleh perwakilan dari Google. Pada saat yang bersamaan, pendiri Fitbit, James Park dan Eric Friedman, memutuskan untuk meninggalkan perusahaan tersebut.
Baca juga: Link Nonton Anime Blue Exorcist Season 2 Episode 2 Sub Indonesia Full
Meskipun pada tahun 2021 Google telah mengakuisisi Fitbit, perusahaan pelacak kesehatan dan kebugaran, dengan nilai 2,1 miliar dolar AS (sekitar Rp32 triliun), namun demikian, Google tetap meluncurkan versi baru dari Pixel Watch, sebuah produk yang bersaing dengan beberapa perangkat Fitbit dan juga Apple Watch.
Baca juga: Link Nonton Anime One Piece Episode 1090 Sub Indonesia Gratis!
Dalam pernyataannya kepada Reuters, seorang juru bicara Google menyatakan, “Selama semester kedua tahun 2023, beberapa tim kami melakukan perubahan guna meningkatkan efisiensi dan kinerja mereka, sekaligus menyelaraskan sumber daya dengan prioritas produk terbesar mereka.”
“Iya, beberapa tim terus melaksanakan jenis perubahan organisasi ini, yang melibatkan penghapusan beberapa peran secara global,” tambah juru bicara tersebut.
Meskipun demikian, juru bicara tidak merinci jumlah peran yang terdampak, sehingga masih belum jelas seberapa banyak individu yang terlibat di dalam tim perangkat lunak Google Assistant dan tim lainnya.
Reorganisasi tim ini terjadi pada saat perusahaan-perusahaan seperti Microsoft dan Google tengah menginvestasikan sumber daya dalam adopsi teknologi kecerdasan buatan generatif (AI), mengikuti keberhasilan ChatGPT dari OpenAI.
Tahun sebelumnya, Google telah mengumumkan rencana untuk menambahkan kemampuan AI generatif ke asisten virtualnya. Teknologi AI tersebut diharapkan dapat memungkinkan asisten untuk melaksanakan tugas-tugas seperti membantu merencanakan perjalanan atau merespons email dengan pertanyaan lanjutan.