JABAR EKSPRES – Kesempatan emas untuk berdoa diwaktu yang mustajab, salah satunya adalah melakukan doa saat ba’da ashar di hari Jumat sore.
Banyak yang menganjurkan, jika ingin doanya cepat dikabulkan , maka lakukanlah doa saat jumat sore, apalagi bila saat hujan, maka doa tersebut tidak akan tertolak.
Hal ini disebutkan dalam salah satu hadits yang diriwayatkan HR Abu Dawud.
Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, bersabda
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
“‘Pada hari Jum’at terdapat dua belas jam (pada siang hari), di antara waktu itu ada waktu yang tidak ada seorang hamba muslim pun memohon sesuatu kepada Allah melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah ia di akhir waktu setelah ‘Ashar.” [HR. Abu Dawud]
Baca juga : Doa dan Amalan Ketika Turun Hujan, Amalkan dan Lihat Manfaatnya
Dilansir dari sabilussunah, berikut penjelasan Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafidzahullah. Beliau berkata,
“Bagi yang menginginkan mencari waktu mustajab setelah Ashar hari jumat, ada beberapa cara:
1. Tetap tinggal di masjid setelah shalat ashar, tidak keluar dari masjid dan berdoa. Ditekankan ketika akhir waktu ahsar (menjelang magrib), ini adalah kedudukan tertinggi.
Said bin Jubair jika shalat ashar tidaklah berbicara dengan sseorangpun samapi tenggelam matahari.
2. Ia berangkat ke masjid menjelang magrib kemudian shalat tahiyatul masjid, berdoa sampai akhir waktu ashar ini adalah kedudukan pertengahan
3. Ia duduk ditempatnya –rumah atau yang lain- berdoa kepada Rabb-nya sampai akhir waktu ashar. Ini adalah kedudukan terendah. [Fatwa Sual Wal Jawab no.112165]
Perhatikan bagaimana semangat para salaf dahulu memanfaatkan berkahnya waktu ba’da ashar di hari Jumat.
Baca juga : Kumpulan Doa Khusus Untuk Dipanjatkan Saat Pagi Hari Agar Mendapat Berkah
Ibnul Qayyim berkata,
“Dahulu Sa’id bin Jubair apabila telah shalat ashar, ia tidak berbicara dengan seorang pun sampai tenggelam matahari (magrib) karena sibuk dengan berdoa.” [Zadul Ma’ad 1/384]
“Dahulu Thawus bin Kaisan jika shalat ashar pada hari Jumat menghadap kiblat, ia tidak berbicara dengan seorang pun sampai tenggelam matahari (magrib).” [Tarikh Waasith]