Antara Citra dan Realitas: Menelusuri Isu KKN dalam Partai Politik Indonesia dan Peran Media Massa

oleh: Fifi Alexandra Renata Iskandar

KORUPSI, kolusi, dan nepotisme (KKN) merupakan isu serius yang dihadapi oleh banyak partai politik di Indonesia. Meskipun partai-partai politik sering kali berupaya membangun citra positif mereka melalui media massa, kenyataannya citra tersebut sering kali berbeda dengan fakta sebenarnya mengenai KKN yang mungkin terjadi di dalam partai tersebut.

Dalam era politik modern, media massa memainkan peran penting dalam membentuk citra partai politik di mata publik. Partai-partai politik memanfaatkan berbagai alat komunikasi, termasuk iklan kampanye, wawancara dengan pemimpin partai, dan penyebaran berita positif melalui media sosial, dengan tujuan menciptakan citra positif di mata publik. Partai politik juga sering menginvestasikan waktu, sumber daya, dan energi dalam upaya membangun citra positif di mata publik melalui media.

Mereka dapat menggunakan berbagai alat komunikasi, termasuk iklan kampanye, wawancara dengan pemimpin partai, dan penyebaran berita positif melalui media sosial. Citra positif ini sering mencakup narasi tentang partai yang berjuang untuk keadilan, kesejahteraan rakyat, dan kemajuan bangsa.

Media sering kali memberikan liputan positif kepada partai politik, terutama saat periode kampanye. Namun, sering kali citra yang dibangun melalui media tidak selalu mencerminkan realitas tentang isu-isu KKN yang mungkin ada di dalam partai tersebut. Di balik citra yang cemerlang yang ditampilkan dalam media, sering kali terdapat isu-isu korupsi, kolusi, dan nepotisme yang mempengaruhi partai politik.

Korupsi adalah masalah yang meresahkan di banyak negara, dan partai politik sering kali tidak luput dari permasalahan ini. Meskipun citra positif partai dapat mendominasi pemberitaan media, sering kali terdapat fakta sebenarnya tentang korupsi di dalam partai tersebut. Korupsi dapat melibatkan tindakan korupsi individu dalam partai atau praktik korupsi yang mendalam dalam struktur partai itu sendiri. Keberadaan korupsi dapat merusak kepercayaan publik terhadap partai politik dan mengaburkan citra positif yang ditampilkan dalam media (Rahmawati, 2015).

Kolusi merupakan sebuah praktik yang sering kali terjadi dalam dunia politik dan bisnis, di mana pihak-pihak yang pada dasarnya seharusnya bersaing atau berkonflik bekerja sama dengan tujuan mencapai keuntungan bersama. Dalam konteks politik, kolusi dapat mencakup kerjasama antara partai politik, pejabat publik, dan sektor bisnis.

Tinggalkan Balasan