JABAR EKSPRES – Hari pertama sekolah pasca libur Natal dan Tahun Baru 2024, Senin 8 Januari 2024, para anak yang berada di Kampung Bojong Asih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, harus menerjang banjir untuk berangkat ke sekolah.
Dalam pantauan Jabar Ekspres di lokasi, terlihat beberapa anak sedang menenteng sepatu dan melewati genangan banjir yang terjadi di wilayahnya.
Terlihat juga jika genangan air yang dilewati anak-anak tersebut sudah setinggi paha mereka dan anak-anak ini juga terlihat sedang mengangkat celananya untuk melewati banjir.
Arka (8), salah satu anak yang masih duduk di kelas 1 SDN 5 Zipur (Dayeuhkolot) mengatakan, meski dalam kondisi banjir dirinya tetap semangat untuk masuk sekolah.
“Ini hari pertama masuk sekolah,” ujar Arka saat ditemui sambil berjalan dan memasukan sepatunya ke dalam tas.
Arka menerangkan, jika dirinya bersama temannya saat ini hendak pulang ke rumah setelah proses belajar di sekolahnya selesai.
BACA JUGA: “Babanjiran at Dayeuhkolot”, Video Kritik terhadap Penanganan Banjir di Bandung
“Sekarang ini lagi pulang, enggak apa-apa basah celana juga tadi juga pergi sekolah banjir,” katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Sandi (12) dan Aip (10), anak kelas 6 dan 5 SD mengatakan baik itu saat berangkat dan pulang dirinya harus melewati genangan banjir ini.
“Iyah, ini hari pertama sekolah setelah libur. Tapi gapapa masih bisa melewati, ini juga sepatu saya copot, ini gak pake sendal dan sepatu,” kata Sandi.
Meski harus menerjang banjir, dirinya tetap semangat untuk berangkat ke sekolah dan merasa jika banjir yang terjadi di Kampung Bojong Asih, Kecamatan Dayeuhkolot sudah terbiasa.
“Iya disini kan emang suka banjir, tapi kalau sekolah ya sekolah aja,” terangnya.
BACA JUGA: Curahatan Hati Rakyat Terkait Banjir Kota Bandung
Salah satu warga setempat, Yadi Supriadi (40) mengatakan jika banjir yang merendam Kampung Bojong Asih, Kecamatan Daeyuhkolot ini mulai pukul 03.00 WIB dini hari.
“Jadi mulai besar pukul 03.00 WIB, tapi air masuk ke kampung ini sekitar pukul 08.00 WIB,” ujar Yadi ditemui di lokasi.
Yadi menjelaskan, meski dalam kondisi banjir, anak-anak tetap masuk sekolah, jika ketinggian air sudah tidak bisa dilewati nantinya menggunakan perahu.