JABAR EKSPRES – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian tegas mencopot Penjabat (Pj) yang tidak netral dalam Pemilu 2024. Ketegasan mantan Kapolri itu sudah dibuktikan dengan mengganti Pj Bupati Kampar, Provinsi Riau, Muhammad Firdaus karena tidak netral.
Selain tegas mencopot Pj yang tidak netral, Tito Karnavian juga telah mengeluarkan rapor merah kepada 59 Pj kepala daerah karena belum memenuhi indikator dalam upaya menjaga netralitas ASN.
Rapor merah tersebut diberikan kepada para Pj kepala daerah yang dinilai belum memenuhi dengan hanya mengumpulkan skor 0-59 atau masuk dalam kategori kurang.
BACA JUGA; Sempat Jadi Temuan BPK, Ada Proyek Pemeliharaan Lagi di Basemen DPRD Jabar
Dalam rekapitulasi penilaian itu juga tercatat sebanyak lima Pj kepala daerah meraih rapor kuning dengan skor 60-79. Sementara, 48 Pj kepala daerah lainnya mendapat rapor hijau dengan meraup skor 80 hingga 100 atau berkategori baik.
“Laporan-laporan mengenai tidak netral yang viral di video segala macam memang ada, karena itu saya melakukan penggantian. Indikasi adanya pj kepala daerah yang tidak netral tersebut didapatkan dari laporan masyarakat, termasuk keluhan dari partai politik maupun dari para peserta pemilu,” kata Tito Karnavian dikutip dari Antaranews, Selasa 19 Desember 2023.
Menanggapi hal itu, Pj Wali Kota Banjar Ida Wahida Hidayati mengatakan dirinya baru tiga minggu menjabat sebagai Pj Wali Kota Banjar sehingga belum mendapat rapor evaluasi dari Kemendagri.
“Saya belum mendapat evaluasi kan belum tiga bulan, saya baru tiga minggu. Nanti setelah tiga bulan, baru dievaluasi,” kata Ida Wahida Hidayati.
Indikator penilaian evaluasi kata dia, lebih ke arah kinerja untuk menjalankan program-program sebagai kepala daerah. Termasuk netralitas Pj sebagai ASN dalam Pemilu 2024.
“Indikatornya sama dengan kegiatan program kerja yang ada di RPJMD. Termasuk netralitas sebagai ASN,” katanya.
Sebelumnya, Ida Wahida Hidayati mengenalkan anaknya di hadapan publik di Kota Banjar saat pisah sambut Selasa 5 Desember 2023. Saat itu, Ida mengenalkan anak bungsunya, Ratu Ilma Rahmi, yang menjadi Caleg di DPRD Provinsi, Ida kemudian dengan lantang menyebut nama Parpol yang dijadikan kendaraan politik anak bungsunya tersebut. Meski demikian, anak bungsunya tersebut bukan masuk di Dapil Kota Banjar.