“Anak saya namanya Rizki Nurdiansyah (8), sekarang dia kelas 2 di SDN Tawangheman, belum merasakan PIP,” bebernya.
Bambang menyampaikan, meski huniannya beruba banungan tembok dan layak huni, tapi rumah tersebut merupakan warisan orangtuanya.
Adapun penghasilan sehari-hari, dirinya perlu berupaya maksimal agar bisa menghidupi keluarga, termasuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya.
“Jualan batagor keliling dengan roda dari pagi hingga sore pukul 17.00 (WIB) sehari dapat Rp30 sampai Rp50 ribu juga sudah bersyukur bisa makan untuk keluarga,” ujarnya Bambang.
“Jujur, saya bukan syirik tapi ini protes meski bukan rezekinya. Bayangkan, yang mendapat bantuan orangnya itu-itu saja dan tergolong mampu. Tapi warga yang lain, termasuk saya tetap saja gigit jati gak dapat bantuan,” pungkasnya. (Bas)
BACA JUGA: Covid-19 di Jabar Terus Merebak, Ini Langkah Antisipasi Dinkes Jabar