JABAR EKSPRES – Keberadaan Bendungan Cipanas yang beberapa waktu lalu sukses menghipnotis beberapa investor membuat masyarakat sekitar membentuk Komunitas Peduli Sungai dan Bendungan (KPSB).
Berdasarkan keterangan dari sesepuh Masyarakat Adat Ujungjaya, Engkos Kosasih, pembentukan KPSB merupakan gabungan dari beragam unsur masyarakat seperti Lembaga Adat Desa (LAD), Karang Taruna, Lembaga Kemasyarakatan Desa Hutan (LMDH), Bumdes, dan lembaga lainnya.
“Sekarang anggota dan kepengurusan pun sudah dibentuk, termasuk di dalamnya merupakan orang-orang profesional,” ucap Engkos Kosasih, dilansir dari Pemkab Sumedang.
Dalam pandangannya, pembentukan KPSB ini bertujuan agar sungai, Bendungan Cipanas, irigasi, dan lingkungan dapat terjaga kelestariannya. Berkaca pada kasus Bendungan Jatigede, di bendungan tersebut tidak diperbolehkan ada keramba jaring apung (KJA) agar air tetap steril.
“Karena, sumber air Bendungan Cipanas berasal dari Buahdua dan Conggeang yang mempunyai kualitas air sangat bagus. Tidak tercampur limbah berbahaya,” jelasnya.
BACA JUGA: ‘Magis’ Bendungan Cipanas Bikin Investor Klepek-Klepek
Selain itu, di Desa Cibuluh telah dibentuk perintis, pencetus, dan tim akselerasi agrowisata agar wisata di sana, baik alam ataupun religi dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Kedepannya disini akan dibentuk wisata Dayeuh Sagara. Alhamdulillah semuanya didukung oleh beberapa orang profesional di bidangnya, seperti ahli desain, Sarjana Teknologi Pertanian,” bebernya.
Lanjutnya, wacana pembentukan desa agrowisata itu telah lama ada, bahkan sebelum adanya Bendungan Cipanas. Lalu, pembentukan KPBS juga mendapat lampu hijau dari BBWS Cimanuk Cisaranggarung.
“Otomatis, meski SK nya dari Desa, tapi yang berwenang mengelola bendungan itu adalah BBWS Cimanuk Cisanggarung. Jadi, KPSB sendiri berada di bawah naungan BBWS Cimanuk Cisanggarung,” pungkasnya. (*)
BACA JUGA: Tak Ada Lagi Desa Sirnasari, yang Ada Hanya Desa Jatinunggal