Jabarekspres.com – Sosok Almarhum Bu Een Sukaesih, Guru Qolbu yang mengembangkan pendidikan berbasis kasih sayang menjadi role model dalam program zero bullying di Kabupaten Sumedang.
Hal tersebut terungkap dalam acara Pencanangan Gerakan Zero Bullying Pelajar dan Pendidikan Berbasis Kasih Sayang di Gedung Negara, Jumat (15/12).
Baca Juga: Sumedang Raih Nilai Tertinggi Jadi Kabupaten Paling Informatif di Jawa Barat
Pj. Bupati Sumedang Herman Suryatman mengatakan, dengan segala keterbatasan yang ada, Almarhum Bu Een mampu berkiprah dalam dunia pendidikan dengan mengajarkan dan memberi kasih sayang anak anak didiknya memiliki karakter. Penguatan pendidikan karakter merupakan kunci utama agar anak tidak jadi pelaku perundungan atau bullying.
“Bullying itu hilir dan kasih sayang adalah hulunya. Pendidikan kasih sayang tidak transaksional, hatinya selalu hadir. Jika pendidikan ini diterapkan maka tidak ada bullying,” kata Herman.
Dikatakan Herman, melalui peluncuran Gerakan Zero Bullying Berbasis Kasih Sayang ini, menjadi sebuah ikthtiar dalam membentuk para pemimpin masa depan berkualitas di Sumedang.
“Ini adalah salah satu ikhtiar agar mampu menghasilkan anak didik yang cerdas, berkarakter, penyayang sebagai calon pemimpin masa di depan,” tuturnya.
Baca Juga: Mendagri Apresiasi Sumedang Dalam Monitoring Ibu Hamil Berbasis Digital
Psikolog Klinis RSUD Risma Wiastuti mengatakan, cegah bullying ini sangat penting dan harus dilakukan secara masif. Salah satu dampak yang cukup sering terjadi pada individu yang menjadi korban dari bullying adalah gangguan kesehatan mental.
“Agar anak-anak dapat mengembangkan potensi dengan baik, perlu edukasi pentingnya mencegah bullying, terutama di sekolah dan rumah. Dengan peran aktif orang tua serta seluruh perangkat sekolah, agar tumbuh kembang anak dapat berjalan dengan optimal,”katanya. (*)