Ini Model Seragam Batik Baru Jemaah Haji 2024, Bermotif Sekar Arum Sari

JABAR EKSPRES – Berikut filosofi seragam batik terbaru jemaah haji 2024. Kemenag resmi luncurkan baju batik terbaru bagi jemaah haji di tahun mendatang.

Jemaah haji pada tahun 2024 akan mengenakan seragam batik terbaru dengan motif sekar arum sari. Desain batik ini terpilih melalui sebuah sayembara yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama.

Dari 10 finalis dalam sayembara tersebut, pemenangnya adalah Sony Adi Nugroho, yang kemudian diberikan hadiah apresiasi sebesar Rp78 juta.

Dilansir dari laman Kemenag, menurut Menag Yaqut, jemaah haji bukan hanya berperan dalam aspek spiritual, tetapi juga menjadi duta yang mewakili Indonesia.

BACA JUGA: Contoh Materi Tes CAT Petugas Haji 2024, Apa Saja?

Oleh karena itu, dipandang wajar jika pakaian yang akan dikenakan mencerminkan identitas bangsa.

Menag Yaqut juga mengklarifikasi bahwa batik bukan hanya sekadar busana, tetapi juga merupakan bagian dari identitas bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, penting bahwa batik yang diperkenalkan adalah batik yang mencerminkan dan menjadi identitas bangsa.

Makna di Balik Seragam Batik Baru Jemaah Haji 2024

Seragam batik terbaru untuk jemaah haji Indonesia pada tahun 2024 memiliki warna ungu dengan motif Sekar Arum Sari, yang terinspirasi oleh berbagai elemen seperti melati putih, motif kawung, motif truntum, motif songket dan tenun, serta burung garuda.

Motif ini membawa filosofi dari puspa nasional Indonesia yang diwakili oleh bunga melati putih. Melati putih melambangkan simbol kesucian, keagungan, kesederhanaan, ketulusan, keindahan, dan rendah hati.

Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah, Hilman Latief, menjelaskan bahwa batik baru ini akan menggantikan seragam batik sebelumnya yang telah digunakan sejak tahun 2011.

BACA JUGA: 7 Langkah Daftar Petugas Haji 2024 Resmi Kemenag, Ini PDF Panduannya

Seragam batik sebelumnya yang telah digunakan selama lebih dari 10 tahun dianggap belum sepenuhnya mencerminkan identitas Indonesia, dan banyak orang belum mengenali seragam batik Indonesia. Oleh karena itu, dilakukan sayembara untuk menciptakan batik baru.

Hilman Latief juga mengungkapkan bahwa produksi seragam batik akan melibatkan banyak UMKM dengan menggunakan metode cap, dan UMKM yang terlibat harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Kemenag.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan