BOGOR, JABAR EKSPRES – Tiga lagi narapidana teroris (napiter) di Jabar kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Kali ini adalah tiga napiter binaan Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.
Ketiganya secara resmi menyatakan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) selasa (28/11). Rangkaian ikrar sakral itu juga sama dengan sebelum-sebelumnya.
Kepala Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur, Riko Stiven mengungkapkan, ikrar dan janji setia kepada NKRI merupakan hasil akhir dari program deradikalisasi yang dilakukan lapas. Terkhusus menyasar para napiter yang ada di lapas.
BACA JUGA: Masuki Masa Kampanye Pemilu 2024, Peserta Diimbau Jangan Lakukan Ini!
Tentunya hasil cemerlang pembinaan itu juga buah kerja keras berbagai pihak yang terlibat. Mulai dari petugas internal lapas, BNPT, Densus 88, Bapas dan pihak – pihak lainnya. “Ini capaian positif. Ikrar ini hasil dari deradikalisasi yang dilakukan oleh Lapas,” cetusnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Jabar Kusnali juga turut hadir menjadi saksi ikrar tersebut. Pihaknya mengapresiasi prestasi yang ditorehkan oleh Lapas Khusus Gunung Sindur dengan tiga tahun berturut-turut mengikrarkan narapidana kasus terorisme terbanyak. “Kami apresiasi setinggi-tingginya,” terangnya.
BACA JUGA: Masuki Masa Kampanye Pemilu 2024, Pelanggaran dari Peserta dan Relawan Jadi Sorotan Tajam
Kusnali berharap deradikalisasi dan program-program pembinaan yang telah diberikan oleh para pamong dan instansi terkait bisa menjadi bekal para napiter saat nanti kembali ke lingkungan masyarakat. “Ikrar setia ini tentu dilakukan atas kesadaran atau tanpa paksaan,” ucapnya.
Pada Jumat (24/11) lalu, lima napiter di Jabar juga telah menyatakan ikrar setia ke NKRI. Mereka terdiri dari tiga napiter binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Warungkiara dan dua napiter binaan Lapas Kelas IIA Banceuy.
Bendera Merah Putih di Aula Lapas Kelas IIB Warungkiara menjadi saksi sumpah setia kelima napi teroris tersebut. Karena, sebelum penandatanganan dan pengucapan sumpah, kelimanya secara bergantian mencium Sang Merah Putih itu. Hal itu sebagai simbol kembalinya kesetiaan kepada pangkuan ibu pertiwi. (son)
BACA JUGA: Menelisik Kondisi Halte Bus TMB di Jalan Raya Cinunuk Bandung