Dinkes DKI Jakarta Keluarkan Imbauan Terkait Pneumonia Misterius di China

JABAR EKSPRES – Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengeluarkan surat keterangan resmi, terkait tingginya kasus pneumonia misterius yang terjadi di China.

Dalam keterangan resminya, Dinkes DKI Jakarta mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan pneumonia misterius, salah satunya dengan kembali menggalakakkan pemakaian masker di tempat umum.

“Antisipasi adanya kenaikan kasus pneumonia balita di China ‘walking pneumonia’ yang kemungkinan disebabkan virus seperti adenovirus, rhinovirus, influenza, parainfluenza, COVID-19, dan mycoplasma,” ungkap Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI dr Ngabila Salama dlam pembukaannya.

Kasus pneumonia ‘misterius’ yang banyak menyerang balita di China, dilaporkan merupakan paparan kombinasi virus seperti mycoplasma hingga adenovirus, sehingga akan sangat berpotensi meningkat saat peralihan musim panas ke musim hujan.

Baca juga :  Jangan Sampai Salah! Kenali Beda Flu dan Pneumonia pada Anak

Hal ini terkait dengan kelembaban udara yang bisa menjadi sarang bagi virus, bakteri hingga jamur yang akan mudah masuk kedalam tubuh manusia.

“Pencegahan perlu digalakan dengan perilaku hidup bersih dan sehat dikencangkan, diimbau untuk memakai masker di keramaian, terutama pada yang sedang sakit sebaiknya tidak keluar rumah atau memakai masker di sekolah, ruang kerja, ruang indoor lainnya juga tentunya rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun,” tambahnya.

Upaya pencegahan lain yang perlu dilakukan selain penggunaan masker juga optimalisasi vaksinasi, termasuk vaksinasi Covid-19 hingga vaksin ke 4.

Sementara kelompok rentan seperti balita, lansia, ibu menyusui, ibu hamil, hingga tenaga kesehatan sebaiknya melakukan vaksin influenza.

Baca juga : Vaksin Pneumonia Bisa Tingkatkan Kekebalan Tubuh Lansia

“Dinkes DKI Jakarta meningkatkan sistem pelaporan individu real time kasus ISPA dan pneumonia pada anak dan dewasa di seluruh puskesmas dan 194 rumah sakit, untuk memantau kondisi dan mendeteksi penyakit-penyakit baru dengan pemeriksaan laboratorium,” imbaunya.

“Dengan memeriksakan pemeriksaan PCR atau panel virus misalnya kita bisa tau seseorang terkena virus apa dan mungkin satu orang karena kondisi imunitas yang buruk bisa terkena infeksi virus sekaligus 2 atau lebih jenis virus,” pungkasnya. ***

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan