JABAR EKSPRES – Masalah banjir yang sempat menerjang sekitar wilayah Pasar Induk Gedebage, pada dua hari yang lalu, menjadi sorotan aktivis lingkungan. Pasalnya, hal tersebut merupakan persoalan menahun yang belum juga teratasi.
Ketua Badan Pengawas (BP) Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Jawa Barat, Dedi Kurniawan menyebut, banjir yang terjadi di Pasar Gedebage mengakibatkan pedagang rugi. Terlebih masalah sampah pun menyebabkan drainase tidak berjalan.
“Memang saat ini air mudah surut karena ada terbangun kolam retensi di depan Pasar Gedebage, namun bekas genangan terkadang masih lama kering,” sebut Dedi dalam pesan yang diterima Jabar Ekspres, Senin (27/11).
BACA JUGA: Dilanda Hujan Deras, Perumahan di Cihampelas Direndam Banjir Setinggi Lutut Orang Dewasa
Aktivis lingkungan yang sekaligus warga pedagang itu, mengaku bahwa bertahun-tahun Pasar Gedebage seolah diabaikan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan pengelola pasar.
“Kami melihat pemerintah seperti abai. Pengelola pun sama. Kedua pihak terkesan tidak ada niat perbaikan terhadap pengelolaan Pasar Gedebage,” akunya.
“Saat ini saja hanya diguyur hujan sekitar 5 sampai 10 menit sudah terjadi genangan yang bercampur sampah. Karena kejadian ini sudah bertahun tahun. Saya pikir perlu ada tindakan nyata dari pemkot dan pengelola,” tegasnya.
BACA JUGA: Terminal Jalur Kota Sukabumi Banjir hingga 15 Sentimeter, Ini Sebabnya
Terlebih menurutnya, para pedagang sudah membayar retribusi. Baik itu retribusi sampah maupun keamanan. Lantas pihaknya menuntut pemkot segera turun tangan. Sebelum lebih banyak lagi pedagang yang memilih untuk berhenti jualan.
“Karena sudah banyak pedagang yang gulung tikar akibat pengelolaan pasar yang carut marut. Kami menuntut pengelola pasar mundur dari jabatan,” ucap Dedi.
“Atau pemerintah segera mengambil alih pengelolaan serta dilakukan audit atas impelemntasi pengelolaan pasar yang tidak sesuia dan berjalan dengan baik,” pungkasnya. (zar)