Museum Ageung Batutulis Bogor Bakal Disinergikan dengan Museum di Bandung dan Sumedang

JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah mengebut proses pembangunan Museum Ageung Batutulis atau Museum Pajajaran di Jalan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan untuk rampung pada akhir Desember 2023 mendatang.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan, nantinya museum tersebut akan mengelaborasikan dan disinergikan dengan museum-museum Kerajaan Pajajaran yang sudah ada lebih dulu dan eksis seperti Museum Sri Baduga Maharaja di Bandung hingga museum lainnya yang ada di Sumedang.

BACA JUGA: Minggu ke-19, Proyek Pembangunan Museum Pajajaran Bogor Capai 65 Persen

“Sehingga nantinya akan berkesinambungan benda dan narasi yang ditampilkan sebagai metode pembelajaran seni budaya, dan sejarah bagi generasi muda mendatang ketika museum sudah rampung dibangun,” ungkapnya kepada Jabar Ekspres dikutip Sabtu, 25 November 2023.

Diketahui, salahsatu proyek prioritas Pemkot Bogor yang menelan anggaran Rp14,7 miliar itu kini sudah berjalan 75 persen.

Menurut Dedie, secara fisik kontruksi bangunan utama Museum Ageung Batutulis hampir rampung sesuai dengan yang diharapkan.

“Harapannya untuk sarana atau konstruksi utama sudah bisa diresmikan pada akhir Desember 2023,” tuturnya.

Namun ia menjelaskan, untuk bagian interior dan lain-lain termasuk isi daripada Museum Ageung Batutulis tersebut masih diperlukan pengkajian terlebih dahulu.

Dalam hal ini, pihaknya bakal melibatkan pihak lintas sektoral, di antaranya melibatkan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.

Selain itu, untuk memberi penjelasan kepada masyarakat akan dipersiapkan panel-panel lintasan sejarah, mulai dari zaman prasejarah, kerajaan, zaman kolonial portugis, belanda dan jepang sampai zaman kemerdekaan.

BACA JUGA: Komisi IV Sidak Museum Pajajaran Calon Magnet Pariwisata Baru di Kota Bogor

Diakuinya anggaran dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya tidak sedikit.

Saat ini, sambung Dedie, Pemkot Bogor berkomitmen untuk menyiapkan tempat yang cukup representatif dan diharapkan bisa memenuhi keinginan walaupun tidak bisa mengakomodir semua kepentingan.

“Pemkot Bogor sangat terbuka dan berharap apa yang diikhtiarkan menjadi milik bersama, dijaga dan dikembangkan secara bersama-sama para budayawan, dinas terkait serta masyarakat pada umumnya,” tukasnya. (YUD)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan