JABAR EKSPRES – Perang psikologis disebut para analis sebagai alasan Israel menyerang rumah sakit di Gaza, Palestina. Baru-baru ini terjadi, RS Indonesia di Beit Lahia, Gaza, juga menjadi sasaran serangan Israel, pada Senin (20/11/2023).
Setidaknya 12 orang tewas akibat serangan tersebut, bahkan ketika kendaraan lapis baja semakin mendekat ke fasilitas medis tersebut.
Tindakan Israel yang menargetkan rumah sakit di Palestina, menimbulkan pertanyaan mengapa hal tersebut dilakukan? Meskipun mendapat kritik signifikan dari organisasi hak asasi manusia terkemuka yang menuduhnya melakukan kejahatan perang.
BACA JUGA: Ratusan Driver Grab di Bandung Kompak Doa Bersama Untuk Palestina
Alasan Israel Serang Rumah Sakit di Palestina
1. Rumah sakit dianggap sebagai fasilitas Hamas
Dilansir dari laman Al Jazeera, Israel fokus menyerang rumah sakit di Gaza dengan alasan bahwa fasilitas tersebut digunakan oleh pejuang atau merupakan bagian dari infrastruktur Hamas. Meskipun Israel mengklaim al-Shifa sebagai pusat komando Hamas, Hamas membantah klaim tersebut, dan Israel tidak dapat menyajikan bukti kuat yang mendukung pernyataannya.
2. Taktik dari perang psikologis
Alasan sebenarnya Israel menargetkan serangan ke rumah sakit berbeda-beda.
Di sisi lain, Omar Rahman, peneliti di Dewan Urusan Global Timur Tengah yang berbasis di Doha, menyatakan bahwa sebenarnya Israel menargetkan rumah sakit sebagai bagian dari taktik perang psikologis.
Serangan ini dimaksudkan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa tidak ada tempat yang aman bagi warga Palestina, menciptakan rasa ketidakamanan.
“Serangan terhadap rumah sakit menunjukkan kepada masyarakat bahwa tidak ada tempat yang aman bagi (warga Palestina),” ujar Omar Rahman dikutip dari laman Al Jazeera pada Selasa (21/11/2023).
BACA JUGA: Aksi Bela Palestina, Ribuan Warga Cipatat Galang Dana dan Doa Bersama
3. Melemahkan semangat penduduk lokal
Menurut Tahani Mustafa, seorang analis senior Palestina di International Crisis Group, tujuan dari tindakan ini adalah untuk meredam segala bentuk perlawanan dengan menciptakan ketidakamanan di setiap fasilitas di Jalur Gaza.
Israel diklaim secara sistematis melakukan intimidasi terhadap penduduk lokal dan melemahkan semangat mereka untuk melawan dengan menargetkan staf dan layanan medis, termasuk ambulans, tanpa memberikan bukti konkret terkait klaim mereka.