JABAR EKSPRES – Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza Palestina dikabarkan telah berhenti beroperasi karena kekurangan pasokan berbagai kebutuhan dan menumpuknnya pasien.
Menurut Kepala RS Indonesia di Gaza, Palestina, Atef al-Kahlout yang diwawancarai wartawan dari Al Jazeera menyebutkan, kapasitas rumah sakit seharusnya hanya sekitar 140 pasien, namun saat ini ada 500 orang korban perang yang terpaksa masuk kedalam RS untuk meminta pertolongan medis.
“Rumah sakit Indonesia telah berhenti melayani dan beroperasi sama sekali,” kata Al-Kahlout.
Sementara banyak kebutuhan yang tidak tercukupi, termasuk tempat tidur dan obat-obatan. Sehingga beberapa pasien hanya tergeletak dilantai sambil ditangani oleh tenaga medis dengan peralatan yang tersisa.
Baca juga : Gelar Aksi Bela Palestina, 5.000 Orang Padati Masjid Al Fathu Soreang Kabupaten Bandung
Pemandangan yang dibagikan dimedia menunjukkan banyak orang mengalami luka-luka berbaris di lorong-lorong fasilitas medis dan berbaring di tengah genangan darah.
“Kami tidak bisa menawarkan layanan apa pun lagi, kami tidak bisa menawarkan tempat tidur apa pun kepada para pasien,” jelasnya.
Bahkan ada sekitar 45 pasien yang harus segera dilakukan pembedahan, namun terkendala dengan tidak adanya pasokan, termasuk listrik yang sangat penting untuk operasi. Beberapa juga harus menjalani tindakan darurat tanpa anastesi.
Baca juga : 10.000 Warga Palestina Meninggal Akibat Serangan Israel, 1,5 Juta Orang Mengungsi
Kondisi-kondisi tersebut dilaporkan oleh media Al Arabiya dan Al Jazeera, pada Jumat (17/11), Sehingga kondisi terakhir, RS Indonesia terpaksa harus ditutup dan tidak bisa lagi menerima pasien, karena didalam masih banyak yang belum bisa ditangani.
“Karena ketidakmampuan klinis kami untuk menampung pasien dari Gαzα dan wilayah utara, kami mengumumkan bahwa rumah sakit tersebut telah berhenti beroperasi sepenuhnya.” tambah Al-Kahlout
RS Indonesia ini berada di wilayah utara Jalur Gaza, menjadi rumah sakit yang cukup sibuk sejak terjadi serangan di Jalur Gaza. Pendanaan dari rumah sakit ini sepenuhnya merupakan donasi dari warga di Indonesia.
Dan saat ini sedang mengalami kesulitan untuk mendapatkan bantuan. Karena adanya larangan berbagai bantuan masuk ke Jalur Gaza, hal itu pula yang menjadi salah satu sebab RS Indonesia tidak bisa lagi beroperasi, selain karena dihentikannya pasokan berbagai energi ke Rumah Sakit tersebut.