Alun-alun Kota Banjar Alami Pergeseran, Analis: Citra Fungsinya Berubah Jadi ‘Pasar Banjar’

JABAR EKSPRES -Fungsi Alun-alun Kota Banjar saat ini diklaim sudah mengalami pergeseran dari peran dan fungsi sebagai ruang terbuka publik. Alun-alun Kota Banjar semakin mengalami penurunan kualitas sehingga tidak lagi merepresentasikan layaknya alun-alun yang menjadi maskot sebuah kota.

Analis Kebijakan Publik Firman Nugraha menyebut, tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa saat ini Alun-alun Kota Banjar telah berubah total citra fungsinya menjadi ‘Pasar Banjar’. Setidaknya pada waktu sore hingga malam hari, kegiatan ekonomi nampak menjadi nafas kehidupan alun-alun.

Selayaknya pasar, banyak para pedagang yang membuka lapak untuk berdagang di tengah alun-alun. Mulai dari yang menggelar dasaran, tenda, dan gerobak nyaris padat menghuni area inti. Tidak cukup di wilayah tengah, para pedagang pun sudah melebar ke sekitar alun-alun. Beragam komoditas yang didagangkan mulai dari pakaian, kuliner, hingga wahana bermain anak-anak berbayar yang menarik.

Baca juga: Hujan Deras Akibatkan Longsor di Parakansalak Sukabumi, Begini Kondisinya!

“Secara ekonomi, aktivitas perdagangan di alun-alun membawa keuntungan bagi masyarakat yang umumnya bekerja sebagai pedagang atau wirausaha. Keramaian yang ditimbulkan juga membuat ‘hidup’ pusat Kota Banjar itu. Alun-alun menjadi opsi terbaik untuk rekreasi murah-meriah. Sejauh ini cukup menjadi destinasi lokal pelipur kejenuhan bagi warga sekitar,” ujar Firman Nugraha kepada wartawan JabarEkspres.com, Senin 13 November 2023.

Meski begitu, hal tersebut nyatanya menyisakan persoalan. Ditinjau dari segi estetika kota, kondisi pasar malam di alun-alun berdampak pada visual yang semerawut.

Menurutnya, kurangnya tata kelola denah perdagangan dan sampah misalnya, menjadikan area alun-alun yang notabene merupakan wajah dan jantung Kota Banjar itu nampak kumuh dan kotor. Jika dilihat pagi hari, terasa benar kesan sisa-sisa aktivitas ekonomi yang berlangsung sebelumnya. Di mana sampah, kayu, dan besi yang digunakan sebagai perangkat berjualan kerap masih tersisa. Hal tersebut pada gilirannya berdampak pada penurunan kualitas tapak alun-alun, kualitas visual, kebersihan, kenyamanan, tata hijau, dan ketertiban.

“Jika ditinjau dari fungsi alun-alun sebagai ruang terbuka publik, maka Alun-alun Kota Banjar seharusnya memiliki fungsi sosial dan fungsi ekologi (Hakim, 1993). Fungsi Sosial di antaranya tempat bermain, berkumpul, berolahraga, tempat bersantai, tempat komunikasi sosial, tempat transit, tempat menunggu, tempat mendapatkan udara segar dari lingkungan, alun-alun menjadi pembatas atau jarak antar massa bangunan,” kata dia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan