Peran Guru BK dan Program P5 di SMKN 3 Cimahi: Meningkatkan Pemahaman Bahaya Bullying

Sementara itu, Gagan Gantara (16) salah seorang siswa kelas 11 mengatakan bahwa dengan adanya program P5 dari kurikulum merdeka membuatnya lebih memahami pengetahuan lebih luas.

“Sejauh ini pemahaman saya tindakan bullying emang sesuatu yang buruk dan berdampak juga. Dulu sempat ada teman yang di bully, dan teman yang di bully langsung dilaporkan ke wali kelas,” terangnya.

Menurut Gagan, rata-rata teman sebayanya yang menjadi korban perundungan adalah siswa yang pendiam dan tidak bisa melawan bila ada yang menyepelekannya. Namun, semenjak adanya program P5, para siswa menjadi lebih memahami bahayanya bullying tersebut.

“Bully yang dilakukan biasanya secara verbal, tapi semenjak ada kurikulum merdeka jadi siswa-siswa yang ada dikelas jadi paham apa arti bullying dan dampaknya, Alhamdulillah sekarang gak ada,” ucap Gagan.

Berbeda dengan para siswi, tindakan bullying yang pernah terjadi merupakan bullying sosial. Dimana siswi-siswi yang pendiam rata-rata dikucilkan. Menurut Medina (15) siswi kelas 11 mengatakan bahwa tindakan di kalangan perempuan hampir disebabkan dari blok-blokan antar siswa.

“Kalau untuk sekarang setelah kurikulum merdeka, siswi-siswi jadi berkurang karena disini banyaknya secara verbal bukan secara fisik. Pernah waktu itu, circle pertemanannya parah, tapi semenjak ada program dari guru BK hak tersebut sudah tidak ada,” jelasnya. (Firman)

Writer: Firman Satria

Tinggalkan Balasan