Peran Guru BK dan Program P5 di SMKN 3 Cimahi: Meningkatkan Pemahaman Bahaya Bullying

Peran Guru BK dan Program P5 di SMKN 3 Cimahi: Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Bahaya Bullying

JABAR EKSPRES – Maraknya kasus perundungan pada remaja, membuat pihak sekolah lebih gencar dalam menangani kasus bullying. Dalam mengantisipasi tindakan bullying pada siswa, SMKN 3 Cimahi gencar melakukan pembinaan pada siswanya.

Kejadian bullying yang pernah terjadi, baik secara verbal dan secara fisik kini berangsur menurun. Menurut Koordinator Bimbingan Konseling SMKN 3 Cimahi, Intan Gemah Purwanti hal tersebut karena giatnya pembinaan seputar kampanye anti perundungan.

“Dari program kurikulum merdeka saat ini kita sedang melaksanakan kegiatan dengan tema ‘Bangunlah Jiwa Raganya’ tujuannya adalah untuk membentuk karakter siswa. Kegiatan ini untuk memberikan pengetahuan kepada siswa terkait bullying seperti hukumannya dampaknya dan lain-lain,” ucapnya saat ditemui Jabar Ekspres pada, Kamis (19/10).

Intan menerangkan, ada perbedaan dari siswa seperti lebih luas pemikirannya dan lebih terbuka dalam menyampaikan aspirasi. Kreativitas siswa pun lebih menonjol sejak adanya program P5 dari kurikulum merdeka.

“Sebelumnya pernah terjadi (bullying), kita juga sering melakukan kegiatan untuk menangani kasus bullying. Namun itu terhambat saat ada pandemi Covid-19 sempat terhenti, tapi semenjak kurikulum merdeka sudah berkurang setelah kita lakukan sosialisasi jadi anak-anak lebih mengerti bahaya bullying mereka akhirnya tahu selama ini termasuk bully sosial,” terangnya.

Pihak sekolah melakukan tindakan dengan cara memberi himbauan, pemahaman, dan meningkatkan kesadaran pada siswa. Strategi penanganan bullying dengan mencari informasi mendalam pada siswa, guru, dan orang tua.

“Biasanya kalau dari BK (Bimbingan Konseling) kita mengumpulkan informasi dari berbagai pihak, tidak langsung menghakimi siswa yang bersangkutan, kita tanya dulu motifnya seperti apa dalam melakukan tindakan tersebut,” jelasnya.

Program kurikulum merdeka memberikan keleluasaan dalam proses belajar dan mengajar, hal ini termasuk pada pemberian pengetahuan mendalam terkait kasus bullying. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah membuat siswa menjadi antusias dan lebih memahami materi yang diberikan.

“BK sendiri punya jam ke kelas, jadi kami masing-masing guru BK ke kelas untuk memberikan himbauan dampak dari bahayanya bullying. Kami selalu merepresentasikan dengan cara memberikan video kasus bullying, dampaknya pada korban, dan hukuman dari pelakunya tersebut,” ujar Intan.

Writer: Firman Satria

Tinggalkan Balasan