JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung harus cepat fokus menyoal persoalan sampah di lingkup wilayah pasar. Hal ini apabila dilakukan pembiaran, dikhawatirkan Kota Bandung bakal terus terjebak di tengah masa kedaruratan sampah.
Minggu lalu, Pemkot Bandung berjanji membereskan persoalan sampah yang terjadi di Pasar Sederhana dalam kurun waktu 3 hari. Namun, nyatanya hal tersebut belum terealisasi.
Penutupan TPS Sederhana malah menimbulkan masalah baru. Pemkot Bandung kini dihadapkan dengan masalah gunungan sampah yang berada di bahu jalan.
Dalam penelusuran yang dilakukan Jabar Ekspres, Pedagang Pasar Sederhana, Ambi Mahmudin menuturkan, imbas penutupan TPS Sederhana menyebabkan sebagian warga memilih untuk membuang sampah disekitar tempat tersebut.
BACA JUGA: enumpuk dan Menutupi Ruas Jalan, Begini Kondisi TPS Cikutra…
“Karena tempatnya ditutup udah satu mingguan (TPS Sederhana). Jadi kebanyakan masyarakat ngebuang disekitar situ,” kata Ambi kepada Jabar Ekspres, Selasa (17/10).
Kebiasaan tersebut kemudian menyebabkan efek domino. Tak diangkutnya sampah di wilayah sekitar, menyebabkan masyarakat berbondong-bondong membuang sampah ke tempat tersebut.
“Warga mah kan suka ada pemicunya. Liat banyak yang buang sampah di situ (Sekitar TPS Sederhana) ikut-ikutan, akhirnya ga kekontrol dan sekarang menggunung,” ungkapnya.
Diakui Ambi, pembersihan sampah yang dilakukan oleh kewilayahan dan Pemkot Bandung di TPS Sederhana tak bertahan lama. Pasalnya, kejadian seperti ini sering terjadi ditempat tersebut.
“Diangkut juga da gak bertahan lama, udah biasa kejadian kaya gini mah. Imbasnya kan banyak yang beli risih karena bau dan lain hal,” tandasnya.
BACA JUGA: Disebut Semrawut, Pemkot Bandung Tak Fokus Atasi Permasalahan TPS Pasar
Di tempat yang sama, warga asal Jalan Jurang, Dody Apriardi (43), meminta agar pemerintah tak hanya fokus pada penutupan dan penyelesaian yang dilakukan terhadap TPS Sederhana. Perlu adanya alternatif lain dalam hal penampungan sampah yang diperuntukkan bagi masyarakat.
Karena menurutnya, apabila hal tersebut tak diberikan, masyarakat akan kebingungan terkait pembuangan sampah. Hal ini yang kemudian gunungan tersebut terus terjadi.
“Bagus ditutup, buat dibereskan dulu katanya karena waktu itu kan parah ya. Cuman ketika itu ditutup, orang-orang bingung ini harus buang kemana. Akhirnya ya tetep numpuk, tapi di tempat berbeda,” kata Dody kepada Jabar Ekspres, Rabu (17/10).