JABAR EKSPRES – Bupati Bandung, Dadang Supriatna mengatakan akibat kemarau panjang, saat ini stok air di Kabupaten Bandung alami penurunan debit hingga mencapai 50 persen.
Untuk mengantisipasi penurunan tersebut, pihaknya pun harus mengatur PDAM dengan sistem buka tutup bagi masyarakat.
“Saat ini sudah berkurang debit airnya di 50 persen. Sehingga tutup buka untuk PDAM juga diatur, yang tadinya 24 jam, saat ini sudah di posisi 16 jam,” ujar Dadang saat ditemui selepas salat istisqa di Lapang Upakarti, Soreang, Jumat (13/10/2023).
BACA JUGA : Akibat Kekeringan dan Kemarau Panjang, Pemerintah Kabupaten Bandung Gelar Salat Istisqa
Meski begitu, Dadang mengaku pihaknya akan terus melakukan upaya-upaya pemberian dalam kondisi kekeringan untuk tetap memberikan pemberian air bagi masyarakat.
Bahkan kata Dadang, Pemkab Bandung sudah melakukan pemberian air minum untuk wilayah di Kabupaten Bandung dengan mengirim 600 ribu liter air dan memberikan bantuan toren.
“Saat ini kita sudah melakukan upaya-upaya dan ikhtiar. Bahwa alhamdulillah dalam kondisi kekeringan, Pemerintah Kabupaten Bandung sudah melakukan adanya pemberian air minum untuk wilayah Kabupaten Bandung. Hampir sekitar 600 ribu liter yang kita sebar dengan memberikan bantuan toren, dan sebagainya,” katanya.
BACA JUGA : Polresta Bandung Imbau Orang Tua dan Sekolah Sadar Izin Berkendara Bagi Pelajar di Bawah Umur
Selain itu, Dadang menyebut meskipun saat ini kekhawatiran kurangnya air menjadi faktor utama di masyarakat.
Pihaknya akan tetap melakukan upaya-upaya pemberian air bersih bagi masyarakat yang kekeringan.
Oleh karenanya, ketika nanti sudah masuk pada musim hujan dan musim tanam, dirinya akan serempak menanam pohon guna meminimalisir kekeringan akibat kemarau panjang ini.
“Sehingga kekhawatiran ini tentu beberapa upaya kita akan lakukan. Apabila nanti pada musim hujan, dan musim tanam akan serempak menanam pohon. Berdasarkan Peraturan Bupati yang sudah kita keluarkan no 2 tahun 2023,” pungkasnya