JABAR EKSPRES – Kepolisian Sektor Padalarang melakukan investigasi terkait kasus keracunan massal di SDN 1 Cimerang dan 2 Ciampel, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Diketahui sebelumnya, sebanyak 20 siswa di dua sekolah dasar mengalami pusing hingga mual setelah mengonsumsi jajanan susu fermentasi berupa yoghurt di lingkungan SDN 1 Cimerang pada, Rabu 11 Oktober 2023.
BACA JUGA; Dih Jorok! TPS Liar Menghiasi Jalan di Kabupaten Bandung, Warga Mengeluh
Kapolsek Padalarang Kompol Darwan mengatakan, sejauh ini pihak kepolisian telah memeriksa beberapa saksi dalam kasus tersebut. Pada tahap awal, pihaknya juga akan meminta keterangan dari penjual produk yoghurt tersebut.
“Diduga minuman itu menjadi penyebab keracunan, dan kita sudah memintai keterangan dari beberapa saksi,” kata Darwan kepada wartawan, Kamis (12/10/2023).
Menurutnya, seusai para siswa mengalami gejala keracunan, pedagang tersebut melarikan diri. Meski demikian, Darwan menegaskan, pihaknya telah mengantongi data diri dari penjual minuman yoghurt itu.
“Kita akan lacak keberadaan penjualannya. Setelah kejadian, mungkin karena ketakutan (penjual) langsung hilang. Tapi yang jelas data identitasnya sudah kita kantongi,” katanya.
“Dalam waktu dekat penjual minuman kemasan itu akan kita mintai keterangan, di antaranya soal rantai distribusi produk yoghurt tersebut,” tambahnya.
Ia menjelaskan, dari keterangan saksi, minuman tersebut dijual oleh salah seorang warga dengan cara dititipkan di sebuah warung dekat sekolah. Namun demikian, Polsek Padalarang akan melakukan pencarian terhadap penjual serta mencari tahu dari mana produk tersebut didapat.
Darwan mengatakan selain meminta keterangan terhadap pedagang yoghurt, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium sampel minuman di Labkesda Jabar. Kedepan, lanjut Dawan, pihak akan berkolaborasi dengan kecamatan, Dinas Kesehatan, serta stakeholder lainnya untuk mendata dan memberi pembinaan para pedagang makanan di sekolah.
“Kita bersepakat antara Disdik dan kecamatan juga Dinas Kesehatan, nanti akan ada pendataan dan penyuluhan pedagang. Agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tandasnya. (Mg5)