Karena secara tidak langsung, para pedagang konvensional ini akan beradaptasi dengan era digital seperti sekarang.
“Sebetulnya yang dikhawatirkan itu banyaknya barang impor baik barang jadi atau bahan yang harganya lebih murah dari barang lokal. Padahal kan tinggal pemerintah memberhentikan suplai barang impor, nah kita jualan kita jualan barang lokal,” terangnya.
Disatu sisi, Rohmat melihat pemerintah seharusnya bisa memberikan kemudahan untuk para pengguna TikTok Shop ini.
Karena menurutnya TikTok Shop ini sudah menawarkan kemudahan saat mempromosikan barang dagangannya secara live.
“Saya juga heran kenapa ditutup, padahal TikTok Shop itu memudahkannya. Contoh kalau live nih engagement nya itu bisa dilihat sama bukan followers kita, jadi kemungkinan barang laku itu sangat cepat,” ungkapnya.
Rohmat menambahkan, meski dirinya terbilang telat menggunakan TikTok Shop, namun dalam berjualan dirinya bisa menghasilkan belasan juta dalam sebulan.
“Alhamdulilah, padahal saya baru sebulan tapi penghasilan sudah mendapatkan Rp 12 juta, kan ini juga bisa dilihat kalau TikTok Shop bisa memberikan kemudahan yang,” tuturnya.
Meski dalam beberapa jam lagi akan ditutup, Rohmat tetap optimis barang dagangannya bisa habis, dan tidak akan khawatir meskipun nantinya ditutup tetap bisa melakukan promosi di TikTok Shop.
“Nggak apa-apa karena mau gimana lagi, tapi sebetulnya masih bisa diakali, meskipun berjualan dilarang, tapi kita masih bisa promosi dan menggunakan transaksi penjualannya menggunakan e-commerce yang lain seperti Shopee, Tokopedia dan lainnya,” pungkasnya. (AGI)
Baca juga: TikTok Shop Resmi Ditutup Hari Ini, Mendag: Karena Tidak Ajukan Izin Menjadi Marketplace