JABAR EKSPRES – Wilayah Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat menetapkan status tanggap darurat kekeringan, akibat musim kemarau 2023 disertai badai El Nino yang melanda cukup panjang.
Karenannya, Camat Cileunyi, Agus Rizal meminta supaya warganya bisa mengatur dan menghemat penggunaan air sehari-hari.
“Untuk itu, warga Kecamatan Cileunyi harus menghemat air,” kata Camat Cileunyi, Agus Rizal pada Rabu (4/10).
“Tak lupa, warga supaya tetap hati-hati dan antisipasi kebakaran,” tukasnya.
BACA JUGA: Kekeringan Dampak Kemarau 2023 Kian Mengancam, Camat Cileunyi Bandung Minta Warga Hemat Air
Penetapan darurat kekeringan di Kabupaten Bandung tersebut, dibenarkan juga oleh Wakil Bupati (Wabup) Bandung, Sahrul Gunawan.
“Betul, wilayah Kabupaten Bandung saat ini yang sebelumnya siaga kekeringan, kini ditetapkan jadi darurat kekeringan,” kata Sahrul saat diwawancarai.
Menurutnya, meski dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung tidak merinci berapa titik yang mulai kekeringan, terutama sulit air bersih, pihak dinas terkait dan para camat sudah melakukan berbagai langkah penanganan.
“Intinya, di musim kemarau ini, dimana Kabupaten Bandung ditetapkan darurat kekeringan, warga Kecamatan Cileunyi khususnya, umumnya warga Kabupaten Bandung harus ngirit air,” ujar Sahrul.
“Dan jika ada warga kesulitan air bersih, segera lapor ke RW, kades dan camat. Termasuk di musim kamarau ini, warga pun bisa mengantisipasi kebakaran,” tutupnya.
Diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, menetapkan status tanggap darurat kekeringan dari sebelumnya memberlakukan status siaga.
Periode pemberlakukan status tanggap darurat kekeringan di Kabupaten Bandung ini terhitung mulai 25 September 2023 hingga dua pekan atau 14 hari ke depan.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung Uka Yuska Puji Utama menjelaskan, status tanggap darurat penetapannya sampai 8 Oktober 2023 mendatang.
BACA JUGA: Satu Rumah Porak Poranda Akibat Puting Beliung di Bandung Barat
“Penetapan status darurat kekeringan ini, dikarenakan situasi sejumlah kecamatan dan desa yang terdampak bencana kekeringan dan krisis air bersih akibat kemarau yang dipengaruhi fenomena El Nino semakin meluas,” jelasnya.
Uka menilai, penetapan tersebut juga dilihat dari banyaknya permohonan bantuan air bersih, dari masyarakat dan banyaknya kebakaran lahan di sejumlah titik wilayah Kabupaten Bandung.