JABAR EKSPRES – Sebanyak 23 personel Angkatan Darat India dilaporkan hilang akibat banjir bandang yang terjadi di Sungai Teesta di Lembah Lachen pada Rabu, 4 Oktober 2023.
Insiden tragis ini terjadi setelah awan tiba-tiba muncul di atas Danau Lhonak, memicu lonjakan air yang menghantam daerah tersebut.
Banjir bandang ini tidak hanya merusak berbagai bangunan militer di sepanjang lembah, tetapi juga mengakibatkan beberapa kendaraan terendam di bawah lumpur longsor.
Operasi pencarian dan penyelamatan saat ini sedang intensif untuk menemukan para tentara yang hilang dalam kejadian ini.
Selain itu, banjir bandang juga berdampak di wilayah Singtam, di mana ketinggian air naik hingga mencapai 15-20 kaki di bagian hilir. Situasi ini telah menciptakan kondisi seperti banjir di daerah tersebut.
Banjir bandang sendiri merupakan peristiwa alam yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan cepat, biasanya dipicu oleh hujan lebat, salju atau es yang mencair, atau bahkan kerusakan pada bendungan.
Kondisi ini dapat sangat berbahaya dan merusak, dengan potensi menghanyutkan manusia, kendaraan, bangunan, serta benda-benda lain yang ada di jalur aliran banjir bandang.
Kejadian banjir bandang ini sering terjadi di daerah perkotaan, di mana permukaan keras seperti beton dan aspal mencegah air hujan meresap ke dalam tanah.
Akibatnya, air tergenang di jalan-jalan dan menghambat sistem drainase. Hal ini seringkali mengakibatkan banjir di lokasi seperti kereta bawah tanah, terowongan, ruang bawah tanah, dan wilayah dataran rendah lainnya.
Dalam kasus ini, banjir bandang di daerah pegunungan Sikkim Utara, dengan lereng yang curam, menyebabkan air mengalir dengan cepat dan membentuk arus deras.
Terlebih lagi, jika daerah tersebut telah terkena dampak kebakaran hutan, tanah menjadi kurang permeabel dan lebih rentan terhadap erosi, yang dapat meningkatkan risiko banjir bandang.
Selain faktor alam, perubahan iklim juga memiliki peran dalam meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir bandang.