Banyak Petani Gagal Panen, Pemprov Jabar Ganti Rugi

JABAR EKSPRES – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) mengaku  akan memberikan uang ganti rugi kepada para petani khususnya pada petani padi yang lahan pertaniannya mengalami gagal panen akibat kekeringan, terkena banjir, serangan hama, hingga penyakit.

Gaanti rugi tersebut nantinya akan diasuransikan melalui usaha tani padi yang telah dialokasikan oleh Pemprov Jabar.

“Di tahun 2023 ini kita (Jabar) dapat alokasi Hampir 75 ribu hektar agar teman-teman (petani) bisa ikut asuransi untuk mengantisipasi tentang gagal panen akibat kering, banjir, serangan hama dan penyakit. Jadi memang petani itu bisa di  asuransi usaha tani padi kan,” ungkap Kepala DTPH Jabar Dadan Hidayat saat dikonfirmasi, Rabu (4/10).

BACA JUGA: Kasus Penganiayaan Pelajar SMP di Kota Cimahi Berakhir Damai

Dalam asuransi usaha tani padi, Dadan mengatakan para petani diharuskan membayar sebesar Rp36.000 untuk satu kali musim tanam atau per hektar dalam mengikuti program tersebut.

“Dia (petani) hanya bayar Rp36.000 dan nanti kalau gagal panen akibat kekeringan atau lain sebagainya itu akan mendapatkan ganti rugi Rp6 juta. Jadi sebetulnya  mah (para petani), harus bayar Rp180 ribu, tapi oleh pemerintah disubsidi yang 80 persennya dan sisanya 20 persen itu dibayar oleh petani,” ucapnya.

Dadan berharap dengan adanya hal itu dapat membantu para petani khususnya yang terancam kekeringan, banjir, serangan hama, hingga wabah penyakit.

“Dan jabar tahun depan juga (2024), itu sudah merencanakan akan membantu petani dengan membayarkan lahan-lahan yang diprediksi akan bermasalah seperti kering, banjir, hama dan lain sebagainya,” pungkasnya.

Dadan juga mencatat ada sekitar 12 ribu hektar lahan pertanian yang sudah dilanda kekeringan selama periode April – Agustus 2023 akibat dampak dari suhu panas atau El Nino yang saat ini tengah terjadi.

“Jadi luas kekeringan di Jabar dari bulan April – Agustus 2023 itu sekitar 12.825 hekta (lahan pertanian), potensi atau terancam di 21.423 hektar. Nah yang sudah kita pulihkan, itu di 3.655 hektar,” ucapnya di Bandung Jum’at (8/9) lalu. (San).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan