Beras Jadi Penyumbang Inflasi Tertinggi September

JABAR EKSPRES – September 2023 ini, Jawa Barat mengalami inflasi sebesar 0,11 persen secara bulanan (m-to-m). Komoditas penyumbang inflasi terbesarnya kali ini adalah beras.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, Marsudijono menguraikan, komoditas beras memberikan andil inflasi sebesar 0,13 persen. Berikutnya disusul bensin 0,06 persen, biaya pulsa telephone 0,01 persen, wortel 0,008 persen dan air kemasan 0,007 persen. “Beras ini mengalami kenaikan cukup luar biasa,” jelasnya, Senin (2/10).

BACA JUGA: Gelontorkan 2,5 Ton Beras SPHP Lewat Gerakan Pangan Murah di Kota Bandung

Marsudijono menambahkan, dalam konteks tahunan atau (y-on-y), posisi inflasi Jabar ada di angka 2,35 persen. Inflasi tertinggi untuk tingkat Kota Kabupaten ada di Kota Cirebon dengan 3,07 persen. Sedangkan terendah di Kota Depok dengan 1,96 persen.

Dari sisi komoditas penyumbang inflasi, beras juga masih menjadi nomor satu. Yakni dengan angka 0,48 persen. Disusul komoditas rokok kretek filter 0,18 persen dan sewa rumah 0,09 persen.

Marsudijono melanjutkan, beras sebagai penyumbang inflasi tertinggi ini sejalan dengan tingginya harga rata – rata gabah di petani dan beras di penggilingan. BPS mencatat pada September 2023 ini harga rata – rata Gabah Kering Panen (GKP) Rp 6.577. Untuk Gabah Kering Giling (GKG) ada di angka Rp 7.319.

Sedangkan harga rata – rata beras di penggilingan untuk beras premium Rp 13.103 dan beras medium Rp 12.720. “Harga gabah dan beras bulan ini (September.red) jadi tertinggi dalam setahun terakhir. Ini perlu jadi perhatian untuk stok gabah maupun beras,” jelasnya.

BACA JUGA: Pemerintah Terus Banjiri Beras dengan Harga Terjangkau

Kondisi serupa juga terjadi di tingkat nasional. Plt Kepala BPS Indonesia Amalia Adininggar Widyasanti menguraikan, secara m-to-m pada September 2023, Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,19 persen. Inflasi itu disumbang sejumlah komoditas, tertinggi adalah beras dengan 0,18 persen. Disusul bensin 0,06 persen, dan pulsa 0,01 persen.

Kemudian untuk y-on-y, Indonesia mengalami inflasi sebesar 2,28 persen. Komoditas penyumbang tertingginya juga beras dengan 0,55 persen. “Sepertinya karena faktor pasokan padi yang menurun akibat luas panen yang menurun dan el nino,” tuturnya.(son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan