Beras Bulog 10 Kg Tak Layak Konsumsi, Penerima Pilih Tukar Tambah Beras ke Warung

JABAR EKSPRES – Akibat beras yang tidak layak konsumsi, beberapa warga yang masuk ke dalam Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan beras dari pemerintah sebanyak 10 kg per bulan menjual beras bantuan tersebut.

“Bantuan beras yang 10 kg itu saya tukar tambah ke warung dan nambah Rp35 ribu jadi dapat beras yang bagus yang layak konsumsi,” kata Lilis Sukaesih, salah satu KPM di Lingkungan Gunung Ceuri, Kecamatan Tugujaya, Kota Tasikmalaya.

Menurut dia, bantuan beras 10 kg tiap bulan selama tiga bulan kedepan itu sangat membantu ia dan kelurganya ditengah harga beras yang meroket. Namun sayang, bantuan yang ia terima jauh dari harapan.

“Saya terima berasnya tidak layak untuk dikonsumsi, berasnya bubuk dan banyak beunyeurnya. Akhirnya saya dengan tetangga berinisiatif untuk menjualnya dengan harga Rp90 ribu ke warung,” katanya.

BACA JUGA: Penyerapan Beras Berkurang Akibat Kekeringan, Pemprov Jabar Bakal Gelar Pangan Murah

Sementara itu, Pimpinan Cabang Bulog Sub Divre Ciamis yang membawahi area Priangan Timur Ashille Nusa Panata mengatakan jika KOM menerima beras yang tidak layak konsumsi, maka segera lapor RT.

“Bulog dapat perintah dari pemerintah daerah (Pemda) untuk mendistribusikan beras kualitas medium dalam kemasan 10 kilogram (kg). Kalau ditemukan di luar standart sesuai kesepakatan dengan Pemda maka skema harus lapor ke RT, Kepala Desa, DKP. Nanti DKP lapor ke kita (bulog) dan kita ganti saat itu juga,” kata Ashille Musa Panata, Senin (2/10/2023).

Ia juga mengakui beras yang disalurkan belum lama ini merupakan beras oplosan dalam negeri dan beras dari luar negeri. Hal itu kata dia, lantaran keterbatasan stok beras dalam negeri.

“Pada bulan September ini, stok beras untuk bantuan di wilayah priangan timur mencapai 9.200 ton lebih. Bantuannya akan berlangsung selama tiga bulan, hingga November 2023. Kemudian terkait stok beras ini memang kuta mixing (campur) antara beras dalam negeri dan beras luar negeri. Proses pengadaan tersendat karena kondisi produksi dan harga untum beras dalam negeri,” katanya. (CEP)

BACA JUGA: Tinjau Pasar Sederhana di Bandung, Zulkifli Hasan: Harga Stabil, Turun Dikit-dikit

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan