JABAR EKSPRES – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dinkes Jabar) akan melakukan evaluasi kepada para pelaku saha mikro kecil dan menengah (UMKM) khususnya penyedia olahan makanan.
Menurut Pelaksana Tugas (PLT) Kadinkes Jabar Vini Adiani Dewi hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari adanya kasus kejadian luar biasa (KLB) keracunan masal di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang menewaskan satu orang dari 32 korban usai mengkonsumi jajanan SD berbentuk cireng mini (cimin).
“Jadi dengan adanya hal ini (keracunan masal di KBB) kita akan kembali mengadakan semacam sosialisasi terutama kepada para pelaku UMKM dengan cara memberikan pelatihan tentang pengolahan makanan itu seperti apa,” ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (30/9).
Selain kepada para pelaku UMKM, evaluasi juga akan dilakukan kepada para petugas Surveilans khususnya di KBB.
“Karena pada prinsipnya, kami sebagai fasilitasi dan pembina akan selalu memantau, sehingga kami akan mengimbau kembali surveilans-survailans untuk menguatkan kembali, sehingga jika nanti ada kasus seperti ini lagi (keracunan masal), itu harus segera dilaporkan dengan cara sistem laporan yang sifatnya cepat,” ungkapnya.
Hal ini dilakukan dengan harapan tidak tidak terjadi lagi kasus-kasus serupa dikemudian hari.
“Itu akan menjadi salah satu tindak lanjut kami dalam mengantisipasi terjadinya KLB seperti ini. Jadi ini akan kita rekomendasikan kepada teman-teman di KBB,” ucapnya.
“Dan Yang kedua adalah, kita akan segeta melakukan kegiatan salah satunya adalah sosialisasi tentang penanganan UMKM dalam hal ini penanganan produk olahan makanan,” imbuhnya
Sebelumnya, 32 siswa SDN 3 Jati, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) harus mendapatkan penanganan medis usai diduga mengalami gejala keracunan makanan.
Mereka mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi jajanan aci mini (cimin) yang mereka dapat dari pedagang di sekitar SD Negeri 3 Jati, pada Selasa (26/9/2203).
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat mencatat, jumlah siswa yang mengalami keracunan sebanyak 32 orang, dengan rincian 11 rawat jalan, 14 dirawat di Puskesmas Saguling, 3 anak dirawat di Rumah Sakit Kartini, Klinik Asyyida 1, 1 dirawat di Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan (RSCK), dan 1 siswa meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Dustira.