Bedak Legendaris Saripohatji, Terbuat dari Bahan-Bahan Alami

JABAR EKSPRES- Dalam cerita rakyat Sunda, Nyai Pohaci Sanghiyang Asri dianggap sebagai lambang kecantikan dan kesuburan, berwujud bidadari cantik.

Di daerah Sawah Kurung, Kota Bandung, nama Sri Pohaci diabadikan sebagai nama jalan yang berdekatan dengan Jalan Srimahi.

Di kota Ciamis, hampir satu abad yang lalu, nama Saripohatji diabadikan sebagai merek bedak kecantikan. Usaha ini didirikan oleh Siti Marijah pada tahun 1927, di masa penjajahan Belanda, dan hingga kini tetap berjalan.

Meskipun sudah hampir seabad berlalu, bedak Saripohatji tetap mempertahankan formula tradisional dari nenek moyang, menggunakan bahan alami dengan khasiat herbal tanpa tambahan bahan kimia.

BACA JUGA : 5 Fakta Tentang Bedak Saripohatji yang 100 % dari Bahan Alami

Bahan-bahan seperti temulawak, temu kuning, tomat, jeruk nipis, dan berbagai ekstrak daun seperti pandan, jambu, dan asem digunakan setelah diekstraksi.

Ekstrak alami ini dicampur dengan tepung atau kapur batu alam, batu bintang dari Bangka Belitung. Adonan yang dihasilkan diolah oleh sembilan pekerja perempuan menjadi butiran kecil, lalu dijemur di bawah sinar matahari. Waktu penjemuran bervariasi tergantung cuaca, bisa 2 hingga 4 hari.

Pabrik bedak Saripohatji, hingga kini, tetap menggunakan metode manual tanpa mesin. Dibantu sembilan pekerja perempuan, termasuk nenek Rusmiah yang telah bekerja di sana selama 60 tahun, produksi bedak mencapai 300 dus per minggu, masing-masing berisi 50 kotak bedak alami.

Bedak Saripohatji dipasarkan melalui agen generasi ke generasi, terutama di Bandung, Garut, dan Cianjur, menjadi produk unggulan dari Ciamis yang diwariskan dari leluhur.

BACA JUGA : Sekali Oles Langsung Putih, ini Rahasia Campuran Bedak Dingin Saripohatji dan Air Mawar Untuk Cerahkan Wajah

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan