AS dan Jepang Peringati Kelompok Hacker yang Didukung Tiongkok

“Dengan mitra AS dan internasional kami, CISA terus mendesak pentingnya mengatasi operasi siber global Tiongkok yang canggih dan agresif untuk mendapatkan akses yang berkelanjutan dan, dalam kasus pelaku BlackTech, mencuri kekayaan intelektual dan data yang bersifat rahasia,” ujar Goldstein.

Serangan siber yang terbaru ini terjadi dalam konteks meningkatnya kekhawatiran akan peretasan yang didukung oleh negara di tengah ketegangan geopolitik yang semakin meningkat antara Tiongkok, Amerika Serikat, dan sekutu-sekutunya.

Pada hari Rabu, pejabat AS mengonfirmasi bahwa peretas yang terkait dengan pemerintah Tiongkok telah mencuri 60.000 email dari Departemen Luar Negeri AS sebagai bagian dari serangan yang telah dilaporkan sebelumnya, yang melibatkan eksploitasi sistem email Microsoft.

Pada bulan Mei, jaringan intelijen Five Eyes, yang terdiri dari AS, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, menyimpulkan bahwa Tiongkok telah meretas infrastruktur Amerika, dan Microsoft mengaitkan hal ini dengan kelompok Volt Typhoon yang didukung oleh Tiongkok.

Selain itu, media Australia melaporkan pada bulan Juni bahwa peretas yang diduga berbasis di Tiongkok telah menggunakan materi yang diklaim sebagai Kelompok Tujuh sebagai bagian dari upaya peretasan. Laporan tersebut menggambarkan kampanye yang sangat canggih ini mencakup pernyataan pertemuan G7 palsu yang sarat dengan propaganda Tiongkok.

Pihak berwenang di Tiongkok telah membantah tuduhan peretasan tersebut selama beberapa waktu dan, sebaliknya, mengklaim bahwa AS adalah penyerang dunia maya yang menciptakan klaim palsu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan