JABAR EKSPRES- Badan keamanan Amerika Serikat (AS) dan Jepang telah mengeluarkan peringatan mengenai serangan siber yang didukung oleh Tiongkok yang menggunakan router sebagai sarana untuk mengakses jaringan kantor pusat perusahaan di kedua negara tersebut.
Kelompok yang disebut BlackTech, yang diyakini memiliki kaitan dengan pemerintah Tiongkok dan telah aktif sejak tahun 2010, telah menjadi sasaran dalam berbagai sektor termasuk pemerintahan, teknologi, telekomunikasi, dan lembaga yang berhubungan dengan militer, seperti yang diumumkan oleh badan keamanan pada hari Rabu. Kelompok ini juga berhasil mengeksploitasi anak perusahaan internasional untuk mencapai kantor pusat perusahaan.
BlackTech telah menggunakan sejumlah taktik untuk meretas keamanan, termasuk penggunaan malware yang disesuaikan dan serangan ke router yang membahayakan, serta teknik “living off the land,” yang menggambarkan peretasan yang menggunakan perangkat lunak yang sah sebagai pintu masuk, lalu bersembunyi di latar belakang.
Upaya peningkatan keamanan siber ini merupakan hasil kerja sama antara pusat keamanan siber nasional Jepang, Badan Kepolisian Nasional, Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS (CISA), Badan Keamanan Nasional, dan FBI.
Wakil Menteri Perdagangan AS, Don Graves, mengungkapkan dalam sebuah pertemuan dengan media di Tokyo pada hari Rabu bahwa ia telah berbicara dengan rekan-rekan di Jepang dan Korea Selatan mengenai isu “teror siber.” Diskusi tersebut berfokus pada “penguatan dan peningkatan ketahanan sistem kami.”
“Baru-baru ini, kami menghadapi gangguan dari beberapa aktor, termasuk Republik Rakyat Tiongkok, terhadap sistem kami baik di tingkat pemerintah maupun sektor swasta,” kata Graves. “Kami serius dalam menangani hal ini dan melakukan segala upaya untuk meningkatkan tingkat ketahanan kolektif dalam sistem kami.”
Baca juga: Amerika Serikat Ketar-Ketir Karena Ada Potensi Kolaborasi Rusia-Iran di Timur Tengah
Eric Goldstein, asisten direktur eksekutif keamanan siber di CISA, menggarisbawahi dalam sebuah pernyataan bahwa BlackTech telah menargetkan berbagai organisasi publik dan industri swasta di AS dan Asia Timur.