BANDUNG – Jawa Barat merupakan provinsi yang kaya akan kesenian tradisional daerah. Mulai dari tarian, lukisan, hingga lagu-lagu tradisional yang dimainkan dengan sepenuh hati dan selalu memikat penikmatnya.
Salah satu kesenian tradisional yang turut memikat penikmat seni yakni kesenian bajidoran. Bajidoran merupakan tampilan hiburan masyarakat yang kerap digelar di acara pernihakan, penyambutan ataupun hiburan rakyat.
Hal tersebut menginisiasi Ganjar Muda Padjajaran (GMP) untuk berkolaborasi bersama Saung Angklung Udjo dan Namin Grup untuk mengadakan kegiatan pentas kesenian ‘Bajidoran di Kebon Awi’ bersama ratusan masyarakat di Udjo Ecoland, Cimenyan, Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/9).
Ditanya soal alasan apa yang melatarbelakangi kolaborasi tersebut, Direktur Utama Saung Angklung Udjo, Taufik Hidayat Udjo mengatakan bahwa pihaknya memiliki kesamaan visi dan cara pandang yang sama dalam industri kesenian tradisional.
Apalagi, ditengahnya masifnya industri kesenian modern menuntut para pelaku industri kesenian tradisional harus kreatif dan inovatif dalam menjaga eksistensinya.
“Kami memiliki passion yang sama, yakni mencintai budaya tradisional dan memang kalau bukan kami yang mencintai budaya tradisional siapa lagi. Terlebih, saat ini budaya tradisional sudah sangat memprihatinkan, sehingga dengan upaya seperti ini semoga bisa terlihat dan terpelihara kembali agar mampu tumbuh berkembang,” ujar Taufik.
Anak ke 9 dari 10 bersaudara dari pasangan Udjo Ngagalena dan Uum Sumiati tersebut mengaku senang atas kepedulian yang diberikan GMP terhadap industri kesenian tradisional. Menurutnya, ini menjad momen yang bagus untuk memperkuat industri kesenian di Jawa Barat.
“Senang sekali ya, inilah pentingnya sinergi. Bahwa dengan sinergi itu tentunya kita akan menjadi lebih besar dan lebih kuat,” kata Taufik.
Terlebih lagi, pada 14 Mei 2023 lalu, Ganjar Pranowo sempat mendatangi ‘rumahnya’ di Saung Angklung Udjo Bandung yang membuatnya bisa menilai bahwa Ganjar Pranowo bisa menjadi harapan untuk menjaga eksistensi kesenian tradisional di Indonesia.
“Saya melihat bahwa beliau merupakan sosok yang menjadi harapan, mulai dari perilakunya dan tingkah bodornya tapi punya bobot bukan hanya sekedar membuat kami ketawa tapi ada isinya. Saya yakin apabila kemudian beliau punya mandat sebagai pemangku kebijakan bisa merangkul kembali para seniman seperti kami lanjutnya,” tambahnya.