Sekitar 25 Ribu Ton Sampah di Bandung Raya Belum Terangkut, Pemprov Jabar Terus Upayakan Penyelesaian

JABAR EKSPRES – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) sampai saat ini masih terus melakukan upaya penyelesaian masalah sampah di Bandung Raya, pasca terjadinya kebakaran di TPAS Sarimukti pada 19 Agustus 2023 lalu.

Berdasarkan laporan yang diberikan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, hingga tanggal 19 September 2023 kemarin, sampah yang belum terangkut ke TPAS Sarimukti, totalnya sebanyak 25 ribu ton.

BACA JUGA: Kota Bandung Harus Maksimalkan 2470 Ritase Sampah ke TPA Sarimukti

Maka dari itu Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin mengaku bahwa pihaknya akan terus berupaya menyelesaikan masalah sampah tersebut.

“Akan terus kita upayakan, supaya terselesaikan dengan baik. Jadi bukan sampah dari satu titik dipindahkan ke titik lain,” ujar Bey Machmudin di Gedung Sate Bandung, Rabu, 20 September 2023 kemarin.

BACA JUGA: Pj Gubernur Jabar Klaim Proses Pemadaman TPA Sarimukti Tinggal 20%

Bey Machmudin menambahkan, agar upaya penyelesaian tersebut berjalan dengan lancar, dibutuhkan adanya peran dari seluruh pihak khusunya di wilayah Bandung Raya.

“Sudah dikonfirmasikan oleh Pak Sekda (Jabar) dan juga Pj Wali Kota Bandung sudah menginstruksikan kepada seluruh camat sampai lurah untuk mulai memilah sampah dari rumah,” imbuhnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala DLH Jabar Prima Mayaningtyas mengatakan bahwa pihaknya telah membuat laha darurat yang mampu menampung hinga 23 ribu ton sampah di TPAS Sarimukti.

“Yang tersisa (lahan darurat) untuk menampung sampah Kota Bandung sebanyak 4.864 ton, Cimahi 472 ton, Kabupaten Bandung 1.140 ton dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) 604 ton lagi,” ungkapnya.

Maka dengan adanya kuota pembuangan ke laha darurat tersebut, Prima meminta kepada seluruh kabupaten kota di Bandung Raya diharapkan dapat melakukan pengurangan sebelum di buang ke TPAS Sarimukti.

“Sisanya harus diawet-awet (oleh Kabupaten Kota di Bandung Raya). Jadi kasih kuota 23 ribu ton, dan yang sudah kepakai itu sekitar 6.900 ton. Jadi Ini harus ada upaya pengurangan dari hulunya,” tutup Prima. (San)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan