BANDUNG – Rasyid Rajasa mengatakan dirinya hampir tiap hari dicurhati warga Kota Bandung dan Kota Cimahi sejak tiga tahun lalu. Curhatan itu ia terima baik saat dirinya sebagai Ketua DPD PAN Kota Bandung, calon legislatif (caleg) maupun masyarakat biasa. Rasyid menuturkan, rata-rata warga mengeluhkan soal pendidikan, kesehatan dan lingkungan hidup.
“Hampir setiap hari sejak tiga tahun lalu saya berinteraksi dengan warga dan komunitas di Kota Bandung dan Kota Cimahi. Dari interaksi itu, saya banyak mendapat curhatan dan keluhan dari masyarakat, mulai isu pendidikan, kesehatan, hingga lingkungan hidup,” ujar caleg DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini, Kamis (21/9/2023).
Sebagai caleg legislatif pusat (DPR RI), sambungnya, ia berkomitmen untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat. Namun demikian, Rasyid Rajasa mengatakan bahwa tidak semua hal atau keluhan warga dapat diatasi semuanya dalam satu waktu. Hal itu lantaran dirinya masih rakyat biasa dan belum menjadi anggota legislatif yang berwenang menyusun kebijakan publik.
Selain itu, lembaga legislatif berbeda dengan lembaga eksekutif yang bisa langsung menjalankan program kerja. “Karena DPR RI bukanlah lembaga eksekutif yang bisa langsung menjalankan program. Namun sebagai lembaga legislatif, DPR RI punya Power untuk menyusun kebijakan publik yang berpihak kepada rakyat,” pungkasnya.
Dikutip dari buku profil Rasyid Rajasa yang diterima redaksi, ia akan fokus pada lima program mendasar untuk diperjuangkan.
Pertama, Program pendidikan untuk Semua. Salah satu ukuran kemajuan suatu negara, terletak pada kualitas pendidikannya. Semakin baik pendidikan, maka Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan juga semakin kompetitif. Dengan SDM yang kompetitif, akan mempercepat kemajuan kita.
Hal tersebut sejalan dengan Target Keempat dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan PBB bahwa pendidikan adalah hak anak-anak, dan oleh karenanya seluruh anak di dunia berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas (Inclusive Education).
Seharusnya dengan alokasi APBN untuk pendidikan yang sebesar 20%, kita bisa meningkatkan kualitas pendidikan lebih baik lagi. Oleh karenanya, Rasyid Rajasa bertekad memperjuangkan optimalisasi APBN untuk pendidikan agar tepat sasaran, terbuka bagi semua kalangan, dan adanya peningkatan kesejahteraan bagi tenaga pendidik.