JABAR EKSPRES- Setelah pandemi COVID-19, Virus Nipah muncul sebagai ancaman baru yang mendalam di wilayah Kerala, India Selatan. Saat ini, Virus Nipah telah menciptakan kegaduhan dengan laporan dua orang yang meninggal akibat virus yang mematikan ini.
Pada tahun 2018, wabah Virus Nipah juga pernah terjadi di Kerala, menelan korban sebanyak 17 orang. Kemudian, pada tahun 2021, wabah tersebut kembali muncul, merenggut nyawa seorang anak berusia 12 tahun.
BACA JUGA: 5 Manfaat Madu Alami untuk Kecantikan Wajah
Negara bagian Kerala di India Selatan telah meningkatkan upaya pemeriksaan dan pelacakan kontak setelah terdapat dua kasus kematian baru-baru ini yang diduga terkait dengan Virus Nipah. Semua kasus tersebut dilaporkan terjadi di Distrik Kozhikode di Kerala utara. Salah satu kasus kematian terjadi pada awal bulan ini, sementara yang lainnya pada tanggal 30 Agustus.
Otoritas setempat telah menutup sekolah-sekolah dan kantor-kantor di sebagian negara bagian yang terdampak sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran virus ini.
Virus Nipah merupakan infeksi “penyakit zoonosis” yang dapat ditularkan dari hewan seperti babi dan kelelawar buah ke manusia, sesuai dengan informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Virus ini juga dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi atau kontak dengan individu yang telah terinfeksi. Wabah Virus Nipah hampir setiap tahun muncul di beberapa negara Asia, terutama Bangladesh dan India.
Sumber infeksi yang paling mungkin dalam sejarah adalah melalui konsumsi buah-buahan atau produk buah yang terkontaminasi oleh air seni atau air liur kelelawar buah yang terinfeksi. Virus Nipah termasuk dalam daftar penyakit yang diutamakan oleh WHO untuk penelitian lebih lanjut, sejajar dengan penyakit seperti Ebola, Zika, dan COVID-19, karena potensinya dalam menyebabkan epidemi global.
Gejala Virus Nipah pada manusia dapat berkisar dari tidak ada gejala hingga infeksi saluran pernapasan akut (ringan atau berat) hingga menyebabkan ensefalitis (pembengkakan otak) yang berujung fatal. Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, dan sakit tenggorokan, yang kemudian dapat diikuti oleh pusing, mengantuk, perubahan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut.