JABAR EKSPRES – Lukman Leong, seorang analis pasar mata uang, memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan tetap stabil namun dengan kecenderungan melemah yang terbatas.
Leong memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah akan berkisar antara Rp15.300 hingga Rp15.400 per dolar AS.
BACA JUGA: Harga Emas Antam Melonjak Tajam, Naik Rp 1.000 per Gram!
Dia menyatakan, “Para investor sedang berhati-hati menjelang publikasi data inflasi AS yang diperkirakan akan mengalami peningkatan year on year (yoy) dari 3,2 persen menjadi 3,6 persen (pada bulan Agustus 2023).” Hal ini diungkapkannya saat dihubungi oleh Antara, dikutip oleh Jabarekspres.com, Rabu, 13 September 2023.
Leong juga menjelaskan bahwa penguatan dolar AS dalam beberapa waktu terakhir sudah mencerminkan antisipasi terhadap data inflasi yang akan dirilis malam ini. Bahkan, dalam sesi terakhir, indeks dolar AS mengalami koreksi karena para investor melakukan aksi ambil untung.
Oleh karena itu, para investor cenderung untuk bersikap “wait and see” sambil mempertimbangkan bahwa data inflasi yang akan datang bisa saja berbeda dari ekspektasi.
Leong juga menyebutkan bahwa faktor-faktor dari kawasan Asia dan China masih memberikan tekanan negatif terhadap nilai tukar rupiah.
BACA JUGA: Telkom University Launching Produk ‘Si Soil’ Untuk Meningkatkan Produktivitas di Sektor Pertanian
Pada Rabu pagi, nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta mengalami pelemahan sebesar 0,09 persen atau sekitar 14 poin menjadi Rp15.356 per dolar AS, dibandingkan dengan sebelumnya yang berada di Rp15.342 per dolar AS.
Pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya karena para investor menunggu laporan mengenai Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat. Indeks dolar, yang mengukur nilai dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, naik sebesar 0,14 persen menjadi 104,7119 pada akhir perdagangan.
