Pemerintah Libya Alokasikan Rp6 Triliun untuk Rekonstruksi Pasca Banjir

JABAR EKSPRES- Kepala pemerintah persatuan Libya, Abdul Hamid Dbeibeh, yang berbasis di Tripoli, mengumumkan pada Selasa (12/9) alokasi dana sebesar 2 miliar dinar Libya (sekitar Rp6,3 triliun) untuk Benghazi and Derna Cities Reconstruction Fund. Dana tersebut bertujuan untuk membangun kembali kota-kota yang terdampak banjir.

“Dua miliar dinar Libya telah dialokasikan untuk proses rekonstruksi kota-kota yang parah rusak akibat banjir,” seperti yang disampaikan oleh platform Hokomitna.

Dalam upayanya, Dbeibeh juga memberikan instruksi kepada “Badan Pelaksana Proyek Transportasi untuk segera melakukan kontrak dengan perusahaan asing yang memiliki spesialisasi dalam membangun kembali gorong-gorong beton serta merestorasi sejumlah jembatan di wilayah timur yang terdampak.”

“Jaringan jalan dan jembatan di Kota Derna mengalami kerusakan parah,” ungkap Al-Hussein Sweidan, kepala departemen pekerjaan umum dari pemerintahan yang berkantor di Tripoli, kepada Anadolu.

Baca juga: Tragedi Banjir Bandang di Libya: Lebih dari 2.300 Orang Tewas

Baca juga: Ribuan Orang Tewas Hingga Puluhan Ribu Orang Hilang di Libya Akibat Badai Daniel, Apa Itu Badai Daniel?

Dia menjelaskan bahwa estimasi biaya untuk membangun kembali jalan dan jembatan yang rusak di Kota Derna diperkirakan mencapai sekitar 300 juta dinar Libya (sekitar Rp954 miliar).

Akibat banjir yang diakibatkan oleh Badai Daniel, lebih dari 5.300 nyawa telah melayang dan banyak yang masih belum ditemukan di wilayah timur Libya, seperti yang dilaporkan oleh beberapa sumber.

Pada Senin, Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit mencatat bahwa jumlah orang yang hilang akibat banjir telah mencapai angka sekitar 10.000 orang.

Dampak dari hujan lebat yang disebabkan oleh siklon dahsyat pada hari Minggu lalu terutama terasa di sejumlah wilayah di Libya timur, seperti Benghazi, Al Bayda, Al-Marj, Soussa, dan Derna.

Dbeibeh telah menetapkan seluruh daerah yang terdampak oleh badai dan banjir sebagai zona bencana.

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan