Update Kasus Penemuan Jasad Tinggal Kerangka di Depok, Tukang Galon Ungkap Fakta Mengejutkan

JABAR EKSPRES – Kasus penemuan jasad tinggal kerangka ibu dan anak di Depok, Jawa Barat masih terus diselidiki oleh polisi. Baru-baru ini polisi juga mengungkap kesaksian tukang galon di sekitar rumah korban.

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan bahwa pihaknya mengantongi kesaksian tukang galon terkait penemuan jasad tinggal kerangka ibu dan anak di Depok.

BACA JUGA: Heboh Pungutan Rp2,8 Juta Dibebankan pada Siswa, SMKN 1 Depok Klaim Hanya Sumbangan

Seperti diketahui bahwa jasad tinggal kerangka dari ibu dan anak berinisial GA (64) dan DA (36) ditemukan di rumahnya di kawasan Cinere, Depok, Jawa Barat. Polisi pun mendapatkan informasi dari kesaksian tukangh galon yang mengaku sering mengantarkan air galon ke rumah korban.

Lebih lanjut, Hengki Haryadi mengatakan bahwa selain melakukan penyelidikan secara induktif, pihaknya juga melakukan penyelidikan secara deduktif dari warga sekitar rumah korban.

BACA JUGA: Komisi D Pertanyakan Pungutan Sebesar Rp2,8 Juta di SMKN 1 Kota Depok

berdasarkan pengakuan tukang galon, ia juga menuturkan bahwa keluarga korban memiliki kebiasaan berbeda terhadap tukang galon yang mengirim ke rumah korban. Adapun pengantaran galon terakhir kali dilakukan pada tanggal 25 Juli 2023.

“Kalau hasil dari penyelidikan deduktif, kami periksa saksi dari pengantar galon, itu pada tanggal 25 Juli masih menerima galon,” kata Hengki Haryadi kepada wartawan, dikutip JabarEkspres.com dari PMJ News pada Senin, 11 September 2023.

Kemudian, ia juga mengungkapkan bahwa keluarga korban cukup saklek terkait jam pengiriman galon ke rumahnya.

“Karena memang Keluarga ini cukup saklek, jadi kalau galon tidak diantar jam 8, jam 8 ke atas tidak akan diterima. Pada tanggal 25 Juli masih menerima galon,” imbuhnya.

Namun setelahnya seminggu kemudian, berdasarkan pengakuan tukang galon yang diperiksa menyebutkan bahwa dari rumah itu tidak ada yang menanggapi ketika diantarkan galon minum.

“Tetapi 1 Minggu kemudian pada tanggal 1 Agustus, di hari Selasa, selalu hari Selasa, ini pada saat diketok, tidak dibukakan lagi pintunya. Besoknya diketok tidak dibukakan lagi. Hari Selasa berikutnya diketok tidak dibukakan lagi,” ungkap Hengki.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan