JABAR EKSPRES – Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) kini menghadapi masa sulit yang mengancam kelangsungan eksistensinya.
Profesor Studi Strategis Universitas St. Andrews, Skotlandia, Philips Payson O’Brien, telah mengungkapkan bahwa perpecahan dalam aliansi ini semakin membesar, dan NATO diprediksi akan runtuh dalam waktu dekat.
Salah satu faktor utama yang memicu ancaman ini adalah invasi Rusia ke Ukraina yang menciptakan ketegangan besar antara Eropa dan Amerika Serikat, yang tampaknya berada di ambang perpecahan.
Isu ini semakin memburuk karena saat ini Kongres Amerika Serikat didominasi oleh Partai Republik, yang mayoritas anggotanya adalah sayap populis yang dipimpin oleh mantan Presiden Donald Trump. Selama masa pemerintahannya, Trump menerapkan kebijakan penarikan pasukan Amerika Serikat dari sejumlah negara, termasuk Somalia dan Afghanistan.
Baca Juga: Vladimir Putin dan Kim Jong Un Akan Bertemu, Bahas Apa?
Trump juga mengambil sikap yang kurang peduli terhadap peran tradisional Amerika Serikat sebagai “polisi dunia” dan lebih berfokus pada kepentingan nasional dan domestik. Ia bahkan menarik Amerika Serikat keluar dari sejumlah organisasi internasional, termasuk Perjanjian Paris, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan kesepakatan nuklir dengan Iran.
Beberapa tokoh besar dalam Partai Republik, seperti Ron DeSantis dan Viviek Ramaswamy, secara terang-terangan menentang usulan untuk memberikan bantuan tambahan kepada Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia.
Menurut O’Brien, “Katalis langsung dari keruntuhan NATO adalah perang di Ukraina.” Ia menekankan bahwa ketika faksi dominan dalam salah satu dari dua partai politik terbesar Amerika Serikat, yaitu Partai Republik, tidak lagi melihat pentingnya mendukung negara demokrasi dalam konfrontasi dengan Rusia, ini mencerminkan pergeseran dramatis dalam politik Amerika Serikat yang membuat Eropa merasa kurang dapat mengandalkan dukungan dari AS.
Ramaswamy bahkan secara tegas meminta pemerintahan Presiden Joe Biden untuk segera menghentikan seluruh dukungan Amerika Serikat terhadap Ukraina.
Baca Juga: Militer Israel Kembali Renggut Nyawa Seorang Palestina dalam Bentrokan di Tepi Barat
Sementara itu, DeSantis dan Ramaswamy, dua politikus Partai Republik yang dianggap sebagai calon potensial dalam pemilihan presiden tahun 2024, telah menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan Amerika Serikat menghentikan dukungan sepenuhnya terhadap Ukraina jika salah satu dari mereka terpilih sebagai presiden.