JABAR EKSPRES – Rumah produksi Warna Picture akan rilis Film Jomblo Fi Sabilillah karya sutradara Jastis Arimba yang diadaptasi dari novel yang berjudul sama milik penulis Asma Nadia yang siap tayang di bioskop Indonesia pada 14 September mendatang.
Dalam acara bincang-bincang bersama di salah satu cafe di Bandung, pada Senin (4/9) Sang Sutradara dan cast menceritakan proses syuting serta pesan yang disampaikan dari Film Jomblo Fi Sabilillah ini.
“Film ini bukan ngajarin penontonnya jomblo, tapi lewat film ini kalian bisa memaknai arti cinta yang sesungguhnya dengan caranya masing-masing,” Kata Jastis Arimba, Sutradara film Jomblo Fisabilliah yang ditemui langsung Jabar Ekspres saat melakukan meet and greet.
BACA JUGA : Netflix Bakal Keluarkan One Piece Live Action Season 2 Tahun 2025?
Film Jomblo Fi Sabilillah mengisahkan tentang Ali (diperankan oleh Adhin Abdul Hakim), seorang pria berusia 30 tahun yang belum pernah pacaran dan tidak memiliki teman perempuan yang dekat dalam hidupnya.
Kehidupan singguh-sungguhnya hanya berkutat pada pekerjaannya dan pergaulan sosial yang lebih banyak bersama sahabat-sahabatnya.
Sang ayah, Babe Hasan (diperankan oleh Humaidi Abbas), merasa cemas melihat Ali yang semakin lama semakin terisolasi dari dunia perempuan. Babe Hasan khawatir bahwa anaknya ini mungkin disorientasi atau bahkan kehilangan minat pada lawan jenisnya.
Oleh karena itu, dia memutuskan untuk memaksa Ali untuk menikah dalam waktu satu bulan. Keputusan ini membuat Ali merasa panik dan cemas.
BACA JUGA : Diperankan Jefri Nichol dan Syifa Hadju, Film “Mohon Doa Restu” Akan Tayang Oktober Mendatang
Ali memiliki kondisi venustraphobia, suatu keadaan di mana dia sering kali pingsan ketika berhadapan dengan perempuan cantik. Ini adalah hambatan besar dalam upayanya untuk mencari pasangan hidup. Ali merasa butuh bantuan, dan dia memutuskan untuk meminta bantuan dari ketiga sahabatnya, yaitu Anton, Yusuf, dan Imron.
Namun, yang menarik adalah bahwa ketiga sahabat Ali juga adalah jomblo, atau dalam istilah film ini, “Jomblo Fi Sabilillah” Mereka belum menemukan pasangan hidup mereka masing-masing. Meskipun demikian, atas nama persahabatan dan solidaritas, Yusuf bersedia membujuk Anton dan Imron untuk membantu Ali menemukan jodohnya.