SUMEDANG, JABAR EKSPRES – Seorang bandar beras, Yeyet Wahidin (59) yang merupakan warga Dusun Kertasari, Desa Margamukti RT 03 RW 03, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang mengaku bahwa omsetnya kini hilang sebesar 50 persen pasca kenaikan harga beras sejak minggu lalu.
Sebab, selain mahal, beras dari petani kini sukar didapat. Malah, berebut dengan bandar atau pengepul lainnya sudah sering terjadi di lapangan.
“Jadi karena mungkin, harga berasnya naik terus, petani juga sekarang lebih memilih tidak menjual hasil tanamnya kepada pengepul atau bandar,” ungkap Yeyet kepada Jabar Ekspres pada Minggu, 3 September 2023 siang.
BACA JUGA: Omzet Anjlok, Pedagang Cadas Pangeran Gulung Tikar Imbas Tol Cisumdawu
Kecenderungan petani padi di wilayah Sumedang khususnya wilayah pesawahan Kecamatan Ujungjaya dan lokasi lainnya, memberi alasan yang cukup logis. Lantaran, mereka mengira suatu saat hasil jual gabah tidak akan sebanding dengan harga beras di kemudian hari, maka itu mereka memilih mengolah sendiri dan mengonsumsinya dibanding menjualnya.
Yeyet menerangkan, hal itu mungkin dipicu oleh banyaknya petani padi yang mengalami gagal panen akibat kekurangan air.
“Musim juga ini lagi sulit air, jadi petani itu banyak juga yang gagal panen. Pesawahanya banyak yang kekeringan,” ujarnya.
BACA JUGA: Pengamat Ekonomi Sambut Baik Rencana Merger dan Divestasi BUMD oleh Pemprov Jabar
Dirinya mengaku, sejak kenaikan harga beras di pasaran, omset penjualanya bukan menjadi naik, melainkan menurun hingga 50% persen.
“Saya ngirim seminggu itu bisa 1 ton, sekarang paling 500 kwintal. Karena itu tadi, kadang sudah deal sama petani, pas gabah mau dijemput ternyata sudah ada yang lebih dulu mengangkut, jadinya nyari lagi dan susah,” katanya.
Sementara itu, salah seorang pedagang beras eceran di Pasar Impres Kabupaten Sumedang, Yadi Triana (39) mengatakan, harga beras yang dijual saat ini seharga Rp13.500,- per liternya.
BACA JUGA: Tingkatkan Kapasitas UMKM di Sumedang, Kredit Pintar Gelar Workshop ‘Kelas Pintar Bersama’
“Ada 3 jenis, mulai dari Rp12.500,-, Rp13.000,- dan yang paling bagus itu Rp.13.500,- per liternya. Yaa terbilang mahal, minggu lalu beras biasa itu masih saya jual Rp10.000,- per liter,” ujarnya kepada Jabar Ekspres.