Kudeta Gabon, Presiden Ali Bongo Ditahan Di Ibu Kota

JABAR EKSPRES – Sekelompok militer mengumumkan kudeta di Gabon pada hari Rabu (30/8), mereka mengklaim telah merebut kekuasaan dari presiden Ali Bongo yang keluarganya telah memerintah negara kaya minyak di Afrika Tengah selama beberapa dekade.

Junta militer menyampaikan pengumuman kudeta di Gabon melalui siaran televisi pemerintah beberapa jam setelah Presiden Gabon Ali Bongo Ondimba memenangkan pemilihan kembali untuk masa jabatan ketiga dalam pemungutan suara yang dikritik oleh pengamat internasional.

Dua belas tentara berseragam, yang memperkenalkan diri mereka sebagai anggota Komite Transisi dan Pemulihan Institusi, menggambarkan pemilu tersebut sebagai sebuah kecurangan dan mengatakan bahwa hasil pemilu “dibatalkan”, semua perbatasan “ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut” dan lembaga-lembaga negara “dibubarkan”.

Menurut mereka (tentara) yang melakukan kudeta di Gabon negaranya sedang mengalami krisis institusional, politik, ekonomi dan sosial yang serius.

Tentara yang melakukan kudeta di Gabon menyampaikan secara langsung melalui siaran televisi.

Baca Juga: KTT ASEAN ke-43 Jokowi Akan Lakukan 13 Pertemuan Bilateral

“Selain itu, pemerintahan yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diprediksi telah menyebabkan kemerosotan kohesi sosial, sehingga mengancam negara menuju kekacauan.” kata tentara tersebut dalam pernyataannya televisi.

“Kami menyerukan ketenangan dan ketentraman di antara masyarakat, komunitas negara kembar yang menetap di Gabon, dan warga Gabon yang tinggal di luar negeri,” tambah mereka. “Kami menegaskan kembali komitmen kami untuk menghormati komitmen Gabon terhadap komunitas nasional dan internasional.”

Para pemimpin kudeta mengatakan presiden Ali Bongo berada dalam tahanan rumah di kediamannya di ibu kota Gabon, Libreville.  Ali Bongo, 64 tahun, menjadi presiden Gabon pada tahun 2009 setelah kematian ayahnya, yang memerintah sejak tahun 1967.

Kerumunan orang turun ke jalan di Libreville pada hari Rabu untuk merayakan kudeta tersebut.

Sore harinya, junta mengumumkan bahwa mereka telah menunjuk Jenderal Brice Oligui Nguema sebagai ketua komite dan presiden pemerintahan transisi.

Nguema telah memerintahkan pemulihan kabel serat optik serta sinyal radio dan TV internasional di seluruh negeri. Mulai Kamis, pembatasan lalu lintas akan dicabut mulai pukul 06.00 hingga 18.00. waktu setempat, kata junta.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan